Minimarket Sejumlah Kota di Indonesia, “Boikot Produk Prancis, Barang Ini Tidak Dijual”

Jakarta, Gempita.co – Pemboikotan produk Prancis sebagai respons pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang dinilai anti Islam, terjadi di sejumlah minimarket di Indonesia.

Di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, toko Basmalah menarik produk-produk Prancis dari 180 outletnya untuk dimasukkan ke dalam gudang.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Toko Basmalah merupakan minimarket milik masyarakat yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Wakil Direktur Utama Toko Basmalah Ahmad Edy Amin mengatakan produk-produk Prancis yang diboikot tokonya antara lain susu formula, biskuit, dan kosmetik.

“Toko kami lahir dan besar dari pesantren. Kami sebagai santri ingin menjadi muslim yang baik dan benar. Tidak abu-abu,” ujar Edy kepada Anadolu Agency pada Rabu.

Menurut dia, pemboikotan ini juga merupakan aspirasi dari para konsumen yang ikut mengecam pernyataan Macron yang telah melukai hati umat Islam.

Meski merugi, kata Edy, tokonya tetap memboikot produk Prancis karena ini usaha untuk menunjukkan solidaritas Muslim.

“Secara materi ada kerugian, tapi kami yakin rezeki sudah Allah atur,” kata Edy.

Sementara itu, seluruh jaringan Koperasi Syariah 212 yang membawahi sejumlah gerai penjualan minimarket 212 Mart di Kota Makassar, Sulawesi Selatan juga memboikot produk Prancis imbas pernyataan Macron.

Aspirasi konsumen 

Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Muhammad Hidayat Hanis mengatakan produk yang diboikot antara lain air kemasan dan pembersih muka.

Total, kata Hanis, ada empat minimarket 212 Mart di kota Makassar.

“Kami menggantinya dengan produk-produk lokal buatan UMKM,” kata Hanis kepada Anadolu Agency.

Hanis juga sengaja memasang pengumuman boikot di produk Prancis di pintu masuk minimarketnya.

Sedangkan produk Prancis yang ada di dalam minimart sengaja ditutup plastik rapat dan ditempeli kertas bertuliskan “Boikot Produk Prancis. Barang ini tidak dijual”.

“Urusan akidah, kami tidak bisa tawar menawar. Saya juga ikut dalam demonstrasi mengecam Macron,” kata dia.

Menyambut seruan MUI

Sementara itu, Indaragiri Mart, supermarket yang terletak di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau juga ikut memboikot produk-produk Prancis.

Di Indragiri Mart, beberapa produk Perancis yang sudah terlanjur terpajang diberi label dan pengumuman bahwa produk tersebut tidak dijual, hingga waktu yang tidak ditentukan.

Imron Rosyadi, Ketua Dewan Pengawas Syariah Indragiri Mart, menyampaikan barang-barang yang diboikot antara lain air minum kemasan, kosmetik, dan susu.

“Kami mengikuti arahan Majelis Ulama Indonesia yang menyerukan boikot, saya sendiri sebagai pengawas syariah merasa perlu ada aksi yang nyata untuk melawan pernyataan Macron,” kata Imron kepada Anadolu Agency.

Imron mengatakan tidak ada keluhan dari konsumen terkait pemboikotan produk-produk Prancis.

Para konsumen, kata dia, memahami langkah boikot ini sebagai bentuk solidaritas umat Islam.

Mereka juga mencari produk-produk lain jika barang yang mau dibeli ternyata masuk dalam daftar boikot.

“Konsumen lebih memilih beralih produk,” kata Imron.

Imron juga mengatakan pengunjung yang datang semakin bertambah karena konsumen semakin percaya dengan komitmen pembelaan Indragiri Mart kepada umat Islam.

“Rata-rata para pembeli sudah memiliki visi yang sama dengan kami,” kata Imron.

Imron menyatakan Indragiri Mart akan terus melakukan boikot sampai Presiden Macron meminta maaf kepada umat Islam.

“Kami ingin memberi efek jera kepada Macron,” kata dia.

Sumber: Anadolu Agency

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali