Jakarta, Gempita.co- Satgas Penanganan COVID-19 meminta supaya pemerintah mengantisipasi kasus kiriman atau imported case dari WNI yang baru saja pulang setelah usai menunaikan ibadah Umroh maupun pulang dari berbagai negara di Eropa Utara.
Hal tersebut disampaikan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito terkait adanya peningkatan signifikan kasus positif terinfeksi COVID-19 beberapa negara di kawasan Eropa Utara. ”Dengan adanya peningkatan kasus di kawasan Eropa utara, maka semua pihak harus betul-betul mewaspadai dan menjaga perbatasan (Indonesia), terutama dari pekerja migran yang kembali ke Indonesia, atau pun misalnya jemaah umroh yang mulai besok akan kembali ke Indonesia,” kata Wiku di Jakarta, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, bagi setiap WNI yang kembali ke Indonesia, sebaiknya langsung diterapkan karantina dengan baik, sehingga tidak terjadi kasus impor. ”Kita semua harus betul-betul menerapkan karantina dan testing swab dengan baik. Ini supaya betul-betul tidak ada imported case ke Indonesia,” tegasnya.
Dengan penerapan karantina dan penerapan Tes Swab-PCR itu, diharapkan Wiku Indonesia tetap terjaga dari lonjakan kasus positif COVID-19. ”Karena kita kan sudah berpengalaman selama delapan bulan bekerja bersama. Dan prestasi ini adalah prestasi bersama bangsa Indonesia,” katanya.
Pernyataan Wiku memang sangat beralasan terkait antisipasi kasus impor virus corona itu, sebab Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Jawa Barat Bisma Banyu pada Minggu (8/11/2020) sudah mengatakan kalau sebanyak 17 jemaah umroh asal Indonesia dikabarkan terkonfirmasi positif COVID-19). Kabar tersebut didapatkan pada Minggu 8 November 2020 sesuai update informasi Pemerintah Arab Saudi.
Terkait prediksi lonjakan kasus positif usai libur panjang bulan lalu, menurut Wiku hingga saat ini tren penambahan kasus dari libur panjang tersebut belum terlihat hingga kini. ”Kasus COVID-19 relatif terkendali meskipun ada libur panjang,” tukas Wiku.
Bahkan menurutnya, dari waktu ke waktu kasus aktif trennya terus menurun. Hal ini terlihat dari kasus aktif COVID-19 di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan kasus global dengan selisih 14,27%. Bahkan kata Wiku, saat ini jumlah angka kesembuhan COVID-19 juga melebihi angka dunia, yakni sebesar 84,4 persen.
Ia merinci, secara nasional angka kasus aktif di Indonesia 12,52 persen, sedangkan di dunia ini kasus aktifnya 26,79 persen. Jadi Indonesia lebih rendah dengan selisihnya 14,27 persen. Jumlah yang sembuh pun juga naik terus, hari ini sudah 84,4 persen, sedangkan di dunia sekarang agak naik menjadi 70,71 persen, yang berarti selisihnya 13,4. Ini menunjukkan kasus kesembuhan di Indonesia lebih tinggi daripada global.
Meski begitu, diakui Wiku angka kematian akibat kasus COVID-19 di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan kasus dunia, yakni sebesar 3,34 persen. ”Untuk kematiannya, kasus meninggal di Indonesia 3,34 persen, sedangkan di dunia 2,5 persen, ada selisih 0,84 persen. Artinya di kita masih di atas global,” pungkas Wiku.
Untuk diketahui, dari data di situs https://www.worldometers.info/coronavirus/ hingga hari ini tercatat jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 437.716 kasus, dengan jumlah kematian 14.614 kasus, dan sembuh mencapai 368.298 orang.