Gunung Merapi Ciptakan Dua Kubah Lava, Pertama Dalam Sejarah

Yogyakarta, Gempita.co – Dua kubah lava baru Gunung Merapi di tengah kawah dan berpotensi menimbulkan awan panas ke arah selatan atau Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan, kubah lava baru di tengah kawah tersebut diketahui dari pengamatan pada Kamis (4/2).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Pengamatan dari sisi tenggara ke arah bukaan kawah kami lihat pertumbuhan kubah lava di tengah. Hari ini kami mau ambil (gambar) drone gagal karena tertutup kabut,” katanya dalam konferensi pers terkait kondisi Merapi, Jumat (5/2) sore.

Hanik mengatakan, potensi bahaya dari kubah lava baru tersebut belum signifikan. Pertumbuhannya juga sangat lambat terhitung sejak awal Januari 2021.

“Tidak di tengah kawah persis, tapi ke sisi selatan sedikit. Bukaan kawah ke Kali Gendol, jadi potensi bahayanya ke sana. Kubah lava ini masih kecil, sehingga kalau terjadi awan panas jaraknya belum menjangkau ke pemukiman,” katanya.

Menurut Hanik, dari data hiposenter aktivitas vulkanik, saat ini terbentuk suatu cekungan di dalam. Jalur keluar magma pun melebar ke dua ujung, yakni ke kubah lava di bawah lava 1997 di sisi barat daya dan kubah lava baru di tengah kawah tersebut.

“Titik lemah ada di dua ujung di lava 1997 dan tengah kawah, namun masih satu area. Baru kali ini dalam sejarah aktivitas vulkanik Merapi punya dua kubah lava,” katanya.

Hanik mengatakan, pada Kamis (5/2), kubah lava dari lava 1997 itu memiliki volume 117 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 13 ribu meter kubik per hari. Potensi ancaman bahaya Merapi masih sama yaitu luncuran awan panas maksimal lima kilometer dari puncak Merapi.

Arah bahaya ke barat daya, yakni ke Kali Boyong, Krasak, Kuning, Bedok, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif menjangkau hingga maksimal tiga kilometer dari puncak Merapi.

Hanik berkata, di hulu Sungai Boyong-Krasak terdapat endapan awan panas sebesar 262 ribu meter kubik. Menurutnya, hujan abu juga sudah sering terjadi di sekitar Merapi. Untuk itu, masyarakat dan pemerintah daerah diminta mengantisipasi bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu Merapi.

“Curah hujan saat ini sangat tinggi dan bisa membawa material lama. Potensi banjir lahar dingin berada di Sungai Boyong,” ucapnya seperti dilansir dari Gatra.com.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali