Antisipasi Krisis Pangan, Perusahaan Ini Kembangkan Pertanian di Luar Angkasa

Gempita.co – Perusahaan asal Amerika Serikat, Nanoracks membuat pusat penelitian pertanian di luar angkasa.

Hal ini sebagai upaya mengantisipasi krisis pangan di Bumi.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Seperti dilansir dari Space, Minggu (14/2/2021), perusahaan yang berbasis di Houston, Texas ini menandatangani kontrak dengan Abu Dhabi Investment Office (ADIO) Uni Emirat Arab (UEA).

Pusat penelitian ini akan meneliti tanaman yang tahan banting serta mempelajari dan mengembangkan jenis bakteri, mikroba, biofilm, yang selanjutkan akan dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca juga: Mudah Banget, Ternyata Begini Cara Ganti Foto e-KTP

Salah satu pendiri dan CEO Nanoracks  Jeffrey Manber, menjelaskan bahwa penelitian ini berdasarkan pada studi selama puluhan tahun.

Berdasarkan penelitian menunjukkan, bahwa mutasi baru pada DNA tumbuhan dapat muncul di lingkungan luar angkasa yang keras dan dapat mengarah pada penciptaan varietas baru.

“Ada banyak makalah yang diterbitkan selama bertahun-tahun yang menunjukkan contoh spesifik di mana dalam lingkungan yang keras (luar angkasa), beberapa produk biomassa yang menarik muncul dan dapat tumbuh cukup baik bahkan dalam kondisi gurun,” kata Manber.

“Tanaman berevolusi di luar angkasa, baik melalui perubahan pada tingkat genetik atau melalui efek radiasi, tidak adanya gravitasi atau kombinasi dari semua faktor tersebut,” tambah Manber.

China

Metode tersebut ternyata telah digunakan oleh China.

Profesor Liu Luxiang dari Institute of Crop Science of the Chinese Academy of Agricultural Sciences, mengatakan China telah mengembangkan dan menyetujui lebih dari 200 varietas tanaman bermutasi luar angkasa untuk digunakan di pertanian sejak 1990-an.

Salah satunya adalah varietas gandum terpopuler kedua, Luyuan 502 juga dikembangkan melalui pembiakan luar angkasa.

Selain itu, China juga telah mengembangkan varietas berbagai tanaman lain termasuk sayuran, jagung, dan kedelai.

“Melalui mutasi DNA yang terjadi di luar angkasa dan seleksi , kami telah menciptakan varietas yang memiliki hasil lebih tinggi, profil nutrisi yang lebih baik, dan ketahanan terhadap penyakit. Termasuk juga kebutuhan air yang minim atau mentolerir suhu yang lebih tinggi,” ungkap Liu.

Baca juga: China – AS Bersaing Bikin “Iron Man”

China, tambah Liu, berinvestasi ke dalam berbagai teknologi pembiakan tanaman untuk memastikan akan mampu menyokong hampir 1,4 miliar penduduknya di tengah perubahan iklim yang terus berlanjut.

Sumber: Berbagai sumber

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali