Aktivitas Warga Sekitar Lereng Semeru Kembali Normal

Jakarta, Gempita.co – Usai Hujan Abu Dan Banjir lahar Dingin Melanda Gunung Semeru, Jawa Timur, aktivitas warga di sekitar lereng gunung beberapa hari belakangan ini dilaporkan sudah kembali seperti biasa.

“Alhamdulillah. Aktivitas masih seperti biasanya, hanya saja warga yang masih trauma terus mengantisipasi adanya susulan,” ucap Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arifin dikutip Pro3 RRI, Jumat (4/3/2022).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Samsul mengatakan saat ini sebagian warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berada di dalam tempat pengungsian. Di pengungsian pun protokol kesehatan Covid-19 terus dijalankan oleh tenaga kesehatan yang dikirim pemerintah daerah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Lumajang Bayu Wibowo Ignasius juga menjelaskan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda peningkatan penularan.

“Secara umum masih belum ada tanda-tanda peningkatan dampak negatif, kita diuntungkan karena saat ini masih pandemi, jadi sebagina besar warga yang beraktivitas di luar rumah itu memakai masker, selain melindungi dari penularan Covid-19 juga mengurangi dampak negatif dari debu,” jelas Bayu, Jumat (4/3/2022).

Bayu juga mengatakan bahwa hujan debu di wilayah ini sudah dianggap biasa oleh warga. Dan Dinkes akan terus memberikan update terkait perkembangan erupsi setiap saat.

“Jadi hingga sampai saat ini belum ada keluhan, bahkan masyarakat masih terus beraktivitas seperti biasanya, jadi tidak ada masalah sampai saat ini dan kami bisa mengedukasi masyarakat untuk mengingatkan masyarakat untuk tidak mendekati wilayah tersebut sesuai perkembangan,” jelasnya kembali.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM, Nia Khaerani mengingatkan agar masyarakat mematuhi untuk tidak melakukan aktivitas di radius tertentu yang telah direkomendasikan.

“Karena aktivitas gunung Semeru ini masih tinggi, dan mengingat kemarin masih terdapat awan panas guguran masyarakat diminta untuk mematuhi rekomendasi yang kami keluarkan yaitu agar tidak beraktivitas di radius 5 kilometer titik erupsi awan, karena itu berpotensi terjadinya lontaran material pijar,” ucap Nia.

“Kemudian untuk potensi ancaman panas guguran dan lahar itu sektor Tenggara di radius 13 hingga 17 kilometer, pada kawasan tersebut direkomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas,” tambahhnya.

Letusan Gunung Semeru terjadi hampir setiap hari dan gunung api tersebut masih berstatus Level III atau Siaga. Pada Selasa lalu, misalnya, letusan tercatat sebanyak 40 kali dan pada Rabu sebanyak 32 kali. Sedang pada Kamis terjadi setidaknya 27 kali letusan.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali