Beirut, Gempita.co – Ledakan gudang tempat penyimpanan 2.750 ton amonium nitrat di kawasan pelabuhan itu menewaskan sedikitnya 137 orang. Ribuan orang lainnya luka-luka, sementara sekitar 30.000 orang kehilangan tempat tinggal. Kekuatan ledakan yang oleh banyak pihak dikatakan setara dengan gempa berkekuatan 3,5 itu, terasa hingga radius 10 kilometer.
Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Tohari mengatakan sangat bersyukur, karena pada hari itu KRI Sultan Hasanuddin yang biasanya bersandar di pelabuhan, di mana ledakan terjadi, sedang berpatroli di Laut Lebanon.
“Biasanya kapal itu bersandar di pelabuhan itu. Dari 1.234 personil yang tergabung dalam Kontingen Garuda di UNIFIL United Nations Interim Force in Lebanon (Misi PBB Penjaga Perdamaian di Lebanon), sekitar 120 personil berada di KRI Sultan Hasanuddin. Ketika terjadi insiden itu hari Selasa (4/8) pas mereka sedang patroli di Laut Lebanon, menuju ke Mersin-Turki sehingga alhamdulillah mereka selamat,” ujarnya.
“Biasanya kapal itu bersandar di pelabuhan itu. Dari 1.234 personil yang tergabung dalam Kontingen Garuda di UNIFIL United Nations Interim Force in Lebanon (Misi PBB Penjaga Perdamaian di Lebanon), sekitar 120 personil berada di KRI Sultan Hasanuddin. Ketika terjadi insiden itu hari Selasa (4/8) pas mereka sedang patroli di Laut Lebanon, menuju ke Mersin-Turki sehingga alhamdulillah mereka selamat,” ujarnya.
KRI Sultan Hasanuddin bersama beberapa kapal negara lain tergabung dalam UNIFIL Maritime Task Force (Satuan Tugas Maritim UNIFIL) ditempatkan di pelabuhan itu untuk mendukung Angkatan Laut Lebanon memonitor kawasan perairan, mengamankan garis pantai dan mencegah masuknya senjata dan material berbahaya lain melalui laut ke Lebanon.
Berdasarkan permintaan pemerintah Lebanon dan mandat PBB pada tahun 2006, UNIFIL MTF juga membantu membangun kapabilitas Angkatan Laut Lebanon untuk dapat berpatroli secara efektif hingga 110 mil dari pantai Lebanon hingga mampu melakukan pengamanan maritim secara mandiri.
Dari 13 misi penjaga perdamaian PBB di seluruh dunia, UNIFIL adalah misi dengan jumlah personil kelima terbesar setelah UNIMISS (di Sudan Selatan), MONUSCO (di Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (di Mali) dan MINUSCA (di Republik Afrika Tengah). Hingga Agustus 2020 ini ada 10.124 personil pasukan penjaga perdamaian yang tergabung dalam UNIFIL, di mana 1.234 di antaranya berasal dari Indonesia, dalam Kontingen Garuda.