London, Gempita.co – Hasil riset Cebr,
konsultan yang berbasis di Inggris memperkirakan China akan menjadi ekonomi top dunia dalam dolar pada tahun 2030.
Pencapaian itu dua tahun lebih lambat dari perkiraan dalam laporan Tabel Liga Ekonomi Dunia tahun lalu.
India tampaknya akan menyalip Prancis tahun depan dan kemudian Inggris pada 2023. Pencapaian itu menjadi langkah India mendapatkan kembali tempatnya sebagai ekonomi terbesar keenam di dunia.
Wakil Ketua Cebr Douglas McWilliams menyatakan isu penting untuk tahun 2020-an adalah bagaimana ekonomi dunia mengatasi inflasi, yang kini telah mencapai 6,8% di AS.
“Kami berharap bahwa penyesuaian yang relatif sederhana pada anakan akan membawa elemen-elemen non-transitori terkendali. Jika tidak, maka dunia perlu bersiap menghadapi resesi pada tahun 2023 atau 2024,” ujarnya dikutip dari Reuters pada Minggu (26/12/2021).
Laporan tersebut menunjukkan Jerman berada di jalur untuk menyalip output ekonomi Jepang pada tahun 2033. Rusia dapat menjadi ekonomi 10 Besar pada tahun 2036 dan Indonesia terlihat di jalur untuk tempat kesembilan pada tahun 2034.
Saat ini, PDB AS sebesar USD22,9 triliun, telah menyumbang sekitar 25% dari ekonomi global bagian. Sebenarnya pencapaian itu telah berubah secara signifikan selama 60 tahun terakhir.
Industri keuangan, asuransi, dan real estate dengan jumlah USD4,7 triliun telah memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian negeri Paman Sam. Lalu diikuti oleh jasa profesional dan bisnis sebesar USD2,7 triliun, dan sektor pemerintah senilai USD2,6 triliun.
Ekonomi China berada di urutan kedua secara nominal, dengan PDB mendekati USD17 triliun. Itu tetap menjadi produsen terbesar di seluruh dunia berdasarkan output dengan produksi baja, elektronik, dan robotika yang ekstensif, antara lain.
Ekonomi terbesar di Eropa adalah Jerman, yang mengekspor sekitar 20% kendaraan bermotor dunia. Pada 2019, perdagangan keseluruhan menyamai hampir 90% dari PDB negara itu.
Sumber: AsiaToday