Angka Kematian Virus Corona di Jatim Tinggi Gara-Gara…

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengungkapkan alasan kasus kematian akibat di daerahnyavirus Covid-19  tinggi. Ia menduga, penyakit komorbid menjadi salah satu penyebab angka kematian COVID-19 di Jatim tinggi. (Foto: Antara)

Surabaya, Gempita.co – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengungkapkan alasan kasus kematian akibat di daerahnyavirus Covid-19  tinggi. Ia menduga, penyakit komorbid menjadi salah satu penyebab angka kematian COVID-19 di Jatim tinggi.

“Angka kematian di Jatim tinggi sekali. Bukan hanya (kasus) positifnya, tapi juga kematian. Itu kami khawatirkan karena banyak pasien komorbid (penyakit penyerta),” ujar Emil, Sabtu (27/6/2020).

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, Emil mengatakan warga yang memiliki penyakit komorbid harus diberikan pengawasan khusus. Ia pun menyatakan hampir semua daerah di Jatim telah memiliki data warga yang memiliki penyakit komorbid dari BPJS Kesehatan untuk memetakan yang rentan terpapar.

Data tersebut, kata Emil, dapat membantu pemerintah daerah setempat dalam memonitor keadaan para penderita penyakit komorbid. Selain itu, data ini bisa digunakan untik merekomendasikan warga agar aktivitasnya dibatasi untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

“Kami tanya mereka kerja apa? Di tempat (yang punya) risiko enggak? Kalau ya, kita advokasi supaya mereka enggak kerja dulu. Ini penting karena kalau mereka yang punya komorbid atau lansia harus diawasi,” ucapnya.

Hingga kini, menurut Emil, masih ada satu kabupaten atau kota di Jatim yang belum memiliki data rekam jejak kesehatan warganya dari BPJS. Namun, ia tidak menyebut secara spesifik daerah tersebut.

“Dari seluruh kabupaten kota, tinggal satu yang belum tanda tangan (kerja sama dengan BPJS). Ini adalah PR kita karena di daerah itu justru angkanya tinggi,” tuturnya.

Di sisi lain, mantan Bupati Trenggalek itu juga mengingatkan bahwa banyak korban COVID-19 di Jatim adalah mereka yang berusia muda. Ia menganggap, hal ini terjadi lantaran warga yang berusia muda tidak sadar akan potensi penyakit komorbid.

Pos terkait