Gempita.co – Ribuan ikan mati di Sungai Tille di desa Lux, Burgundy, Prancis mengering akibat kemarau yang panjang.Ini kejadian baru kali pertama di Prancis sejak abad 20.
Saat berjalan di dasar sungai selebar 15 meter di Lux, kepala teknisi di Federasi Perikanan dan Perlindungan Lingkungan Perairan setempat Jean-Philippe Couasne membuat daftar spesies ikan yang mati di Tille. Ia menyebut kondisinya memilukan.
”Dulu, rata-rata sekitar 8.000 liter per detik air mengalir. … Dan sekarang, nol liter,” ujar Couasne, Minggu 14 Agustus 2022.
Di daerah hulu, beberapa ikan trout dan spesies air tawar lainnya dapat berlindung di kolam bendungan melalui “tangga ikan”. Namun sistem seperti itu tidak tersedia di banyak tempat.
Tanpa hujan, sungai akan terus kering. Semua ikan akan mati.
“Mereka terjebak di hulu dan hilir, tidak ada air yang masuk, sehingga kadar oksigen akan terus berkurang seiring dengan penurunan volume air,” kata Couasne.
Kepala Federasi Regional Prancis Jean-Pierre Sonvico mengatakan, mengalihkan ikan ke sungai lain tidak akan membantu karena saluran air itu juga terdampak. ”Ini dramatis karena apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada. Kami menunggu, berharap badai dan hujan,” ujarnya.
Dari waduk yang kering dan retak di Spanyol hingga turunnya permukaan air di arteri utama seperti Danube, Rhine, dan Po, kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda hampir separuh Eropa. Ini merusak ekonomi pertanian, memaksa pembatasan air, menyebabkan kebakaran hutan, dan mengancam spesies air.
Tidak ada curah hujan yang signifikan selama hampir dua bulan di wilayah barat, tengah, dan selatan benua itu. Di Inggris yang biasanya hujan, telah lama kering.
Pemerintah Prancis secara resmi mengumumkan bencana itu pada Jumat 12 Agustus 2022. Pengumuman itu menempatkan wilayah selatan dan tengah Prancis mengalami salah satu musim panas terpanas dan terkering yang pernah tercatat.
Periode kering Eropa akan berlanjut dalam bisa menjadi kekeringan terburuk dalam 500 tahun. Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa telah memperingatkan bahwa kondisi kekeringan akan bertambah buruk dan berpotensi memengaruhi 47 persen benua.