Jakarta, Gempita
Co-Lebih dari sebulan vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech Tiongkok menjalani uji klinis fase ke-3 di Indonesia.
Uji klinis tersebut dikabarkan berjalan dengan lancar.
”Dari 1.620 relawan yang mengikuti uji coba vaksin, tidak ada yang mengalami efek samping signifikan,” ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang, di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Uji Klinis vaksin Sinovac di Indonesia tersebut dengan menggandeng Bio Farma. Uji klinis ini akan berlangsung selama tujuh bulan dan seluruh relawan akan dipantau selama enam bulan ke depan. Untuk mempercepat akses vaksin kepada masyarakat, Bio Farma akan mengajukan proses registrasi vaksin melalui mekanisme Emergency Use Authorization (permohonan penggunaan darurat) dengan persetujuan bersyarat dengan menyampaikan laporan interim pada Januari 2021.
”Sambil menunggu Uji Klinis selesai, persiapan produksi vaksin akan dimulai sejak bulan November sampai dengan Desember 2020,” ungkap Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Unpad Prof Kusnandi Rusmil. Direktur utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan jika semua berjalan lancar, maka vaksin tersebut akan tersedia pada 2021. ”Saat ini kapasitas produksi kami dari hilir itu sudah akan tersedia 250 juta dosis pada 2021, ditingkatkan dari 100 juta dosis pada 2020. Apabila uji klinis berjalan lancar, diproduksi Januari 2021 mendatang,” pungkasnya.
Soal vaksinasi, pemerintah juga sudah menyiapkan tahapannya. Kebutuhannya mencapai 320 juta dosis hingga 370 juta dosis. Sebesar 70 persen vaksin akan diberikan kepada mereka yang berusia produktif, dengan usia 19-59 tahun. Berikut tahapan vaksinasi di Indonesia yang disusun Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN): Kuartal IV-2020: 36 juta dosis vaksin, Kuartal I-2021: 75 juta dosis vaksin, Kuartal II-2021: 105 juta dosis vaksin, Kuartal III-2021: 80 juta dosis vaksin, Kuartal IV-2021: 80 juta dosis vaksin.