Atlet Olimpiade Atlanta 1996 Kini Menjabat Kapolsek Merauke Kota

Gempita
Gempita.co berita terkini hari ini

Gempita.co- Nama Engelberta Kaize sudah lama hilang dari kancah olahraga nasional. Ternyata mantan atlet bola voli pantai asal Papua yang pernah tampil di Olimpiade Atlanta 1996 ini telah menjabat Kapolsek Merauke Kota dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Saat ini, Engelberta Kaize masuk dalam daftar 21 mantan atlet yang terpilih pembawa obor dalam Kirab Api Pekan Olahraga Nasiona (PON) XX Papua 2020. Dia akan membawa obor Api PON XX bersama Rossy Pratiwi Dipoyanti Oly (tenis meja), Suharyadi Oly (tenis), dan Gerald Malase Balagaize (lempar lembing) rute Merauke-Sentani pada 1 Oktober 2021. Tepatnya, sehari sebelum Presiden Jokowi membuka PON XX Papua yang dijadwalkan 2 Oktober 2021.

Bacaan Lainnya

Berta, panggilan akrab Engelberta Kaize ini punya segudang prestasi. Wanita kelahiran Merauke, Papua, 5 Juli 1971 ini merraih medali emas pada Kejuaraan Bolavoli Pantai Asia 1997, emas SEA Games Jakarta 1997 dan perak pada eksebisi Asian Games Hiroshima, Jepang 1984.

Mendapat kesempatan menjadi pembawa obor Api PON XX Papua merupakan suatu kehormatan bagi Berta. “Saya senang dan bangga Papua bisa menjadi tempat penyelenggaraan PON XX

. Dan, kebanggaan saya semakil lengkap ketika mendapat kepercayaan sebagai pembawa obor api PON XX Papua bersama mantan atlet Olimpiade lainnya,” kata Marta yang dihubungi, Sabtu (25/92021) malam.

“PON XX Papua 2020 adalah event yang dinanti oleh seluruh masyarakat Papua. Ini kesempatan yang baik untuk teman-teman dari luar Papua bisa melihat langsung keramahtamahan orang Papua,” tambahnya.

Lantas apa harapan Marta terhadap atlet-atlet Papua yang tampil di PON XX Papua. “Besar harapan saya, adik-adik saya bisa tampil maksimal dan mendapatkan medali, Doa kami masyarakat Papua untuk Papua juara umum,” imbuhnya.

Dia juga mengungkapkan potensi atlet Papua cukup besar untuk bisa meraih prestasi di ajang regional dan internasional. “Sebenarnya Tuhan memberikan kami fisik yang lebih. Saya yakin apabila atlet Papua diberikan kepercayaan maka mereka mampu meraih prestasi lebih baik lagi. Tinggal dipoles teknik dan diperbanyak jam terbang internasional saja,” katanya.
Kini, Papua yang menjadi tempat penyelenggaraan PON XX telah memiliki fasilitas olahraga bertaraf internasional. Kata Marta, fasilitas yang butuh biaya perawatan yang tinggi harus dijaga setelah usai PON XX Papua sehingga bisa dimanfaatkan untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi. “Ya, semua pihak harus memikirkan jalan keluar dalam upaya menjaga fasilitas yang ada sehingga tidak terbengkalai. Sasan saya harus sering digunakan untuk menggelar even nasional dan internasional karena biaya perawatannya pasti cukup mahal,” tandasnya.

Pos terkait