Awas! Tikus Berkeliaran Nyebar Penyakit Leptospirosis

A muskrat (Ondatra zibethicus) on the surface of a lake.

Gempita.co – Masyarakat untuk mewaspadai sejumlah lokasi penularan penyakit leptospirosis, terutama kawasan banjir, sebab pada musim hujan banyak tikus yang keluar dari liang tanah untuk menyelamatkan diri.

“Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut,” jelas Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama.

Dikatakan, angka persentase kematian akibat leptospirosis di Indonesia secara umum lebih tinggi dari Covid-19.

Januari hingga Maret 2023, beberapa daerah sudah melaporkan adanya peningkatan kasus leptospirosis di sejumlah daerah di Indonesia.

Seseorang yang mempunyai luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran maupun kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira, maka berpotensi terinfeksi dan bisa jatuh sakit, kata Tjandra menambahkan.

Menurut Tjandra terdapat empat langkah antisipasi yang dapat dilakukan.untuk mencegah penularan leptospirosis, yakni dengan menekan dan menghindar dari aktivitas tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal, dengan selalu menjaga kebersihan, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka.

Cara berikutnya adalah menggunakan pelindung, misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir. Terakhir, segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.

“Jika terlanjur tertular, maka pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotika yang sesuai baik secara oral maupun suntikan, di mana antibiotika saat ini masih efektif untuk pengobatan leptospirosis,” katanya.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali