BBTMC-BPPT Operasikan Flare Antisipasi Curah Hujan Tinggi

Jakarta, Gempita.co – Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) menambah armada dengan teknik bahan semai flare untuk memperkuat operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek.  Posko TMC dipusatkan di Bandara Budiarto Curug, Tangerang.

“Kami membuka posko kedua dan sejak kemarin tim TMC Posko Curug sudah melakukan operasi perdana dengan penyemaian teknik flare. Teknik ini bukan menabur garam ratusan kilogram, tapi pesawat membawa tabung flare yang ditembakkan dengan target awan di ketinggian rendah atau bahkan tinggi. Dengan menggunakan flare pada operasi penyemaian awan, akan diperoleh efisiensi  operasional yang optimal,” ujar Tri Handoko Seto, Kepala BBTMC-BPPT di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Untuk operasi TMC sistem flare ini, BBTMC mengoperasikan armada pesawat Piper Cheyenne (PK-TMC) milik BBTMC-BPPT. “ Teknik flare memerlukan pesawat khusus. Pesawat Piper Cheyenne yang saat ini dipakai untuk operasional di Posko Curug kondisinya baru serviceable setelah tahun lalu menerima engine baru dari paket revitalisasi yang bersumber dari APBN BPPT 2019. Ini pertama kali dioperasikan kembali,” ujar Tri Handoko Seto.

Budi Harsoyo, Kapala Bidang Penerapan TMC BBTMC mengatakan untuk operasi TMC kali ini digunakan dua jenis flare, yaitu Hygroscopics Flare dan AgI Flare BIP. Teknik penyemaian dengan Hygroscopics Flare dengan kandungan CaCl2, lanjut Budi Harsoyo, ditujukan untuk menyemai awan yang baru tumbuh di wilayah Jabodetabek, terutama pada awan-awan di wilayah down wind Jabodetabek, yaitu area Depok, Bogor dan sekitarnya. “Penyemaian dilakukan pada dasar awan pada ketinggian sekitar 3000-4000 kaki dengan membakar flare sebanyak-banyaknya atau overseed. Tujuannya untuk menimbulkan efek kompetisi yang dapat mengganggu pertumbuhan awan,” paparnya.

Sementara penyemaian dengan AgI Flare BIP, kata Budi Harsoyo, ditujukan untuk menyemai awan-awan yang menjulang tinggi dengan ketinggiannya lebih dari 20 ribu kaki. Suhu puncak awan berada dalam kisaran minus 6 derajat Celcius  atau disebut awan Cumulonimbus, yang berada di wilayah Jabodetabek.

“Kandungan bahan semai AgI Flare BIP ini adalah perak iodide. Diluar negeri sering dipakai untuk tujuan hail suppression atau mengurangi hujan es. Dengan kemampuan pesawat Piper Cheyenne yang dipakai saat ini, penyemaian dilakukan pada ketinggian minimal 10 ribu kaki di daerah updraft awan target. Semakin tinggi penyemaian semakin baik,” papar Budi.

Sutrisno, Kepala Bidang Pelayanan Teknologi BBTMC menjelaskan pada penerbangan perdana kemarin, tim TMC BPPT telah melaksanakan  dua kali penyemaian. “Pagi hari sekitar pk 11.00 WIB pesawat mengangkut lima buah Hygros Flare dengan target penyemaian di Barat Laut Jabodetabek -Kep.Seribu diatas ketinggian 2.000 kaki,” ujarnya.

Sementara pada penerbangan kedua, kata Sutrisno,  dilaksanakan sekitar pk. 15.35 WIB dengan mengangkut 4 buah AgI Flare dengan target penyemaian di Barat Daya Jabodetabek dan wilayah Pelabuhan Ratu diatas ketinggian 10.000 kaki.

Seperti diketahui, operasi TMC Pengurangan Curah Hujan di Jabodetabek telah dilaksanakan sejak 3 Januari dengan Posko TMC di Halim Perdanakusuma dengan dukungan dua armada pesawat TNI jenis Cassa 212 dan CN 295 yang beroperasi dengan bahan semai NaCl powder.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali