Benarkah Vaksin Sinovac Tidak Ampuh Melawan Varian Brazil? Ini Penelitiannya

Gempita.co – Adanya sejumlah varian virus baru, keefektifan vaksin yang beredar pun dipertanyakan.

Baru-baru ini sebuah studi berusaha menjawab pertanyaan tersebut dan menunjukkan vaksin Sinovac tidak ampuh pada varian virus yang ditemukan di Brazil.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Penelitian ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari Universitas Sao Paulo, Fakultas Kedokteran Universitas Washington dan sejumlah institusi lainnya dan menyimpulkan vaksin tidak merespons untuk varian baru tersebut.

Mereka mengambil sampel plasma dari delapan orang yang telah disuntik vaksin Coronavac dari Sinovac.

Para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Senin (1/3/2021), menyebut sampel plasma yang diambil dari delapan orang yang telah disuntik dengan vaksin Sinovac, gagal menetralkan varian dari garis keturunan P.1 atau 20J / 501Y.V3 secara efisien, kata para peneliti dalam sebuah makalah yan diterbitkan pada hari Senin (1/3/2021)

“Hasil ini menunjukkan bahwa virus P.1 mungkin lolos dari antibodi penetral yang diinduksi oleh … vaksin Sinovac,” kata para peneliti di Universitas São Paulo, Fakultas Kedokteran Universitas Washington, dan beberapa institusi lain.

Vaksin COVID-19 Sinovac digunakan dalam program vaksinasi massal di sejumlah negara, termasuk Cina, Brasil, Indonesia, dan Turki.

Sinovac bisa mengurangi keparahan penyakit

Meski hasil penelitian menunjukkan infeksi ulang dapat terjadi pada individu yang telah disuntik vaksin, perlindungan yang diberikan oleh Sinovac terhadap infeksi corona yang parah dapat menimbulkan mekanisme lain dalam sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti menyebut selain antibodi, Sinovac juga dapat berkontribusi untuk mengurangi keparahan penyakit.

Juru bicara Sinovac tidak dapat dimintai komentar, namun Kepala Eksekutif Yin Weidong mengatakan dalam sebuah program yang disiarkan CGTN pada hari Kamis (04/03) bahwa perusahaan tersebut “sepenuhnya mampu” menggunakan kapasitas penelitian dan manufaktur untuk mengembangkan vaksin baru terhadap varian baru, jika diperlukan.

Sumber: Reuters

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali