Bertambah Lagi Pengungsi Merapi yang Bermukim di KRB III

Sejumlah warga mengungsi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (21/5). Ratusan warga lereng Gunung Merapi mengungsi untuk mencari tempat aman di Balai Desa karena hujan abu akibat letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pada Senin pukul 17.50 petang, setelah letusan freatik pukul 01.25 WIB dan pukul 09.38 WIB. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww/18.

Boyolali, Gempita.co – Pengungsi Gunung Merapi yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III jumlahnya terus bertambah menjadi 630 orang.

Data jumlah pengungsi terus bertambah dari tiga desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yakni Tlogolele, Klakah dan Jrakah yang masuk daerah KRB III erupsi Merapi,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri, saat acara kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo, di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Desa Tlogolele Selo Boyolali, Jumat (20/11/2020).

“Jumlah warga masuk kelompok rentan yang dievakuasi di TPPS desa masing-masing sejak status Gunung Merapi dinaikan dari waspada ke siaga per 5 November hingga sekarang sudah mencapai 630 orang, sedangkan hari sebelumnya 586 orang,” kata Masruri yang ketua Satgas Covid-19 di Boyolali itu seperti dikutip Antaranews.

Pihaknya melalui pemerintah desa, Tim Siaga Desa (TSD) dan relawan TNI/Polri melakukan sosialisasi agar warga yang masih kelompok rentan baik lansia, ibu hamil, balita, anak-anak, ibu menyusui, dan disabilitas baik dievakuasi ke tempat lebih aman atau TPPS desa masing-masing.

Jumlah warga Desa Tlogolele yang rentan dan dievakuasi di TPPS balai desa setempat, hingga Jumat ini, ada sebanyak 275 jiwa. Jumlah itu, terdiri dari lansia 29 jiwa, Balita 63 jiwa, anak-anak 47 jiwa, ibu hamil 5 jiwa, ibu menyusui 63 jiwa, disabilitas 3 jiwa, dan dewasa 65 jiwa.

Jumlah pengungsi di Desa Klakah ada 119 jiwa yakni terdiri dari lansia 6 jiwa, balita 36 jiwa, anak-anak 30 jiwa, dewasa 46 jiwa, dan ibu hamil satu jiwa. Mereka menempati di TPPS Balai Desa Klakah.

Pos terkait