Gempita.co – Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Budi Darmawan mengungkapkan, tingginya permintaan perjalanan Umrah ke tanah suci, diprediksi biaya naik.
Hal itu berkaitan dengan Visi Saudi 2030 beri kemudahan bagi yang ingin melakukan perjalanan umrah ke tanah suci.
Disebutkan telah terjadi peningkatan permintaan kamar hotel pada akhir tahun 2022 hingga bulan syawal mendatang (April-Mei 2023).
Menurutnya, dinamika tarif ini terjadi akibat perubahan regulasi dari negara Arab Saudi yang telah memberikan banyak kemudahan bagi para calon jamaah.
“Banyak sekali perubahan, khususnya supply demand hotel yang sedang meningkat disana, terutama akhir tahun sampai syawal,” terangnya di JCC Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Soal berapa banyak kenaikan biaya umrah, Budi mengaku belum bisa memberi angka. Pihaknya, tutur Budi, hingga saat ini masih menunggu kepastian harga.
“Sampai saat ini, kami belum menerima kepastian harga, bahwa akan ada kenaikan signifikan, begitu juga dengan akomodasinya, baik di Mekkah maupun di Madinah,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sesuai dengan visi Saudi 2030, kini tidak ada lagi batasan kuota umrah. Selain itu, jamaah juga tidak perlu lagi menggunakan visa khusus umrah, boleh dengan jenis visa lainnya.
“Kondisi ini terjadi karena adanya regulasi baru itu yang Saudi keluarkan. Kemudahan itu juga yang bikin biaya umrah kita kemungkinan naik, karena kan Saudi sudah membuka diri ya, jadi mau tidak mau kita harus menyesuaikan,” katanya.
Terkait proses permohonan visa, kini juga tidak lagi harus melalui provider di Indonesia. Tim Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) sudah terhubung langsung dengan provider Arab Saudi.
“Begitu juga yang aturan tentang maktab, khususnya untuk haji yang terkelola oleh para agen perjalanan. Sekarang kan sudah ada perubahan. Dulu kita harus melakukan negosiasi dulu ke pihak Asia Tenggara. Tetapi sekarang Saudi sudah memberi kita kebebasan ntuk mencari maktab yang terbaik untuk jamaah nya,” pungkasnya.