Jakarta, Gempita.co-Ekonom Senior Faisal Basri menyebut pembelian vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia ibarat membeli kucing di dalam karung. Menurutnya, ada hal yang lebih penting untuk dibenahi selama pandemi, yaitu sistem kesehatan.
“Vaksin masih belum jelas, fase tiga belum diumumkan dan Sinovac ini menegaskan bahwa efektivitasnya belum diketahui. Jadi kita masih beli kucing dalam karung,” kata Faisal dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Indef, Rabu (23/12/2020).
“Jadi solusinya apa? ini yang kita harapkan dari menteri yang baru testing dipergencar, dan contact tracing tentu saja. Supaya kita bisa mengikuti negara-negara lain,” kata Faisal. Dirinya optimistis, vaksinasi dan pendistribusian Covid-19 di Indonesia akan berhasil karena peran Menkes Budi Gunadi yang berkoordinasi dengan beberapa asosiasi rumah sakit dan klinik di Indonesia. Namun, dia tak ingin menjadikan vaksinasi sebagai prioritas pertama.
Faisal mengkhawatirkan terjadinya hambatan dalam pendistribusian vaksin. Sehingga agar vaksin tidak rusak, harus dengan penanganan khusus dan harus ditempatkan dalam suhu tertentu.”Logistikanya itu agak beda. Jadi saya memandang vaksin itu nomor dua. Nomor satu itu adalah testing dan kontak tracing, dan menjaga kapasitas public health system kita tidak collapse,” jelas Faisal.
Seperti diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac telah tiba di Indonesia pada awal Desember 2020 lalu. Uji coba fase 3 dari Sinovac baru terlaksana di Brazil.Vaksin Covid-19 asal Sinovac itu belum bisa digunakan karena BPOM belum menerbitkan izin daruratnya atau EUA. BPOM menyebut EUA dapat digunakan dalam kondisi darurat ketika tidak ada lagi alternatif terapi yang sudah berizin. Hanya saja untuk menjaga standar dan keamanan, BPOM tetap memerlukan data terbaru dari uji klinis yang telah berjalan.
Di Indonesia, PT Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac agar Bio Farma bisa memproduksi vaksin yang bernama CoronaVac. Oleh karena itu, uji klinis fase III dilakukan di Indonesia. Untuk pengujian klinis di Indonesia, Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19, yang sudah mulai dilakukan uji klinis pada 14 Agustus lalu dan disuntikan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung.
Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 untuk bisa dapat digunakan di Indonesia. Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, dan China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm).
Selanjutnya, vaksin covid-19 buatan Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, serta Sinovac Biotech. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/ 9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.