Budidaya Lele Sistem Bioflok Jadi Penopang Pendapatan Masyarakat Palangkaraya di Masa Pandemi

Selain program bantuan untuk sarana dan prasarana, KKP juga siap untuk memfasilitasi pinjaman modal melalui BLU LPMUKP yang memiliki bunga ringan sekitar 3%. Sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan pendapatan kelompok anggota.

“Bukan hanya bantuan sarana dan prasarana saja, KKP juga ada program prioritas pinjaman untuk pembudidaya dengan bunga ringan. Kita semua menginginkan sektor kelautan dan perikanan menjadi andalan baik untuk pemulihan ekonomi, maupun untuk ketahanan pangan nasional meski pandemi Covid-19 masih membayangi kita semua,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Oktopura, menambahkan budidaya ikan sistem bioflok banyak menarik minat masyarakat karena berbagai keunggulan yang dimiliki seperti minim penggunaan lahan, produktivitas yang tinggi dan hemat air hingga ramah lingkungan.

“Berdasarkan hasil pengkajian dan uji terap di lapangan, budidaya ikan sistem bioflok ini memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena pertumbuhan ikan yang lebih cepat dan tingkat kelulusan hidup yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan budidaya ikan secara konvensional. Selain itu dari bantuan bioflok ini juga dapat dilihat adanya nilai tambah bagi masyarakat karena terintegrasi dengan sayuran dan tanaman cabai yang mampu tumbuh subur sehinga bisa menambah pendapatan pembudidaya ikan,” ujarnya.

Andy juga menuturkan, bahwa BPBAT Mandiangin membuka peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat yang ingin belajar dan bertukar pengalaman kepada tim teknis yang ada di BPBAT Mandiangin.

“Kami siap untuk selalu hadir melaksanakan fungsi di masyarakat sebagai pusat pendampingan teknis dan pusat inovasi teknologi budidaya guna memajukan perikanan budidaya dan kesejahteraan masyarakat. BPBAT Mandiangin adalah “Roemah Kita Bersama” sehingga sangat terbuka bagi semua stakeholder yang membutuhkan pelayanan dan pendampingan teknis terkait teknologi budidaya ikan khususnya di wilayah Kalimantan,” tutur Andy.

Karena, menurut Andy, sinergitas yang baik antara Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Penyuluh dan Kelompok menjadi kunci keberhasilan untuk bagaimana mendorong perikanan budidaya sebagai motor penggerak perekonomian khususnya di tengah pandemi Covid 19 yang sedang melanda dunia.

Pihaknya berkomitmen penuh untuk bersinergi, baik itu dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, penyuluh, tenaga ahli, maupun akademisi bersama sama mendampingi dan memberikan pembinaan baik teknis maupun manajerial agar bisa berproduksi secara maksimal dan memanfaatkan bantuan yang diberikan secara optimal dan berkelanjutan.

Sedangkan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng, Darliansjah mengatakan kunjungan Dirjen Perikanan Budidaya menjadi semangat bagi kita semua untuk bersinergi dalam rangka membangun perikanan di Kalteng. Apalagi kunjungan ini sekaligus peluncuran dan penyaluran pinjaman atau pembiayaan BLU LPMUKP kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan Kalteng sekitar 22 kelompok usaha dengan nilai Rp6 miliar sehingga bisa menjadi penguatan modal dan peningkatan daya saing pelaku usaha perikanan di Kalteng.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali