Jakarta, Gempita.co- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menggencarkan upaya menjadikan budidaya sebagai terobosan meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, menuturkan bahwa semua berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar ekonomi bisa pulih dan normal kembali. Harapan besar juga pada sektor kelautan dan perikanan khususnya perikanan budidaya bisa menjadi mesin ekonomi baru yang mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi.
Lebih jauh Slamet menceritakan sentuhan teknologi budidaya ikan sistem bioflok yang dilakukan KKP telah terbukti mampu lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan dibandingkan dengan teknologi budidaya konvensional seperti yang dilakukan oleh sebagian besar pembudidaya ikan di Palangkaraya.
“Awalnya kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Katoni Lestari Jaya Raya Palangkaraya berbudidaya ikan secara konvensional di lahan yang luas dan produktivitasnya rendah serta sering terkena banjir. Sekarang ini dengan adanya teknologi bioflok, yakni suatu inovasi teknologi, dengan lahan yang tidak begitu luas mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan yang signifikan,” papar Slamet saat melakukan kunjungan kerja di Palangkaraya (19/3/2021).
Ia menjelaskan, Palangkaraya airnya masih sangat bagus dan jernih, sangat cocok dan potensial untuk budidaya ikan termasuk ikan lele atau komoditas ikan lainnya. Sehingga melalui sub sektor perikanan ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi Palangkaraya, meski masih dibayangi pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Hal ini, sambung Slamet, selaras dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo, dalam keadaan pandemi ini, pemerintah harus terus mengupayakan agar ekonomi bisa bangkit.
“Kita berharap pandemi Covid-19 ini bisa segera berlalu dan kita bisa bekerja dengan normal, sehingga ekonomi bisa tumbuh,” harapnya.
Apalagi, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Kalimatan Tengah, Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor perikanan di Kalteng ini positif di tengah pandemi, artinya bahwa Indonesia dengan kegiatan pertanian dan perikanan menjadi kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, menjadi kehidupan sehari-hari sebagai penopang ekonomi nasional.
“Meski dalam kondisi seperti sekarang, kita masih harus bersyukur sektor ekonomi di Kalteng masih tumbuh positif. Ditambah lagi, harga lele disini cukup bagus, dan ternyata bisa sampai harga Rp 18-20 ribu per kg,” ujarnya.
Di KKP pun, masih menurut Slamet, ada program gemar makan ikan, sehingga jangan khawatir perikanan khusus perikanan budidaya ini hasilnya tidak akan terserap baik untuk saat ini maupun nanti setelah normal. Permintaan ikan masih terus naik, karena makan ikan mampu meningkatkan imunitas.
“Sektor perikanan memang digadang-gadang menjadi penopang ekonomi, dan ketahanan pangan. Ditambah lagi makan ikan sehat, makanya jangan takut kalau hasil produksi perikanan tidak terserap,” tuturnya.
Oleh karenanya, KKP terus memberikan stimulus, salah satunya berupa bantuan sarana dan prasarana untuk masyarakat agar bisa berbudidaya lele sistem bioflok.
“Bagi Pokdakan yang sudah mendapatkan bantuan harus bersyukur bisa mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dan kami harap ini bisa dimanfaatkan, dioperasionalkan dan dirawat dengan baik sehingga bermanfaat bagi kita semua,” paparnya.
Karena memang, program budidaya ikan sistem bioflok merupakan salah satu program prioritas KKP yang akan terus dimasyarakatkan karena berbagai keunggulannya.
“Bantuan kegiatan bioflok, merupakan suatu inovasi teknologi yang dilakukan melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme. Keterbatasan lahan dan air serta di tengah pandemi Covid-19 ini, ikan menjadi ketahanan pangan nasional bergizi sehingga kebutuhan kian meningkat untuk konsumsi, dan budidaya lele sistem bioflok ini merupakan salah satu alternatif usaha. Disamping itu, penggunaan pakannya lebih efisien,” ungkapnya.
Selain itu, Slamet berharap penguasaan teknologi budidaya bioflok ini bisa dirasakan dan meluas ke berbagai pelosok daerah. Ia akan terus mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB untuk melakukan penyebaran teknologi bioflok. Selain itu agar pembudidaya terus mendukung program-program pemerintah melalui penerapan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) dan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik).
“Kedepan ini menjadi syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Sehingga teknologi bioflok juga akan terasa keuntungannya jika pembudidaya mengikuti kaidah cara budidaya ikan yang baik. Oleh karenanya saya berpesan kepada para pembudidaya di seluruh Indonesia, agar SOP, standar operasional prosedur, seperti memberi pakan, mengelola airnya diperhatikan dengan baik sehingga hasilnya bisa lebih maksimal,” tegasnya.