Cabut Baiat Dilakukan 1000 Lebih Anggota NII, Kapolda Sumbar Beri Batas Waktu Hingga 20 Mei 2022

Gempita.co – Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center mencatat sebanyak 1.134 aktivis NII di Provinsi Sumatra Barat telah mencabut baiat dan mengucapkan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center menjelaskan, Sabtu (14/5), bahwa acara pencabutan baiat sekaligus pernyataan sumpah setia kepada NKRI tersebut dilaksanakan dalam tiga tahap.

“Pertama, di Kabupaten Dharmasraya itu 391 orang. Kedua, di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 518 orang. Yang ketiga, 225 di Kabupaten Lima Puluh Kota,” kata Ken.

Menurut Ken, keberhasilan mengajak para aktivis NII untuk mencabut baiat sekaligus bersumpah setia kepada NKRI tidak lepas dari peringatan yang disampaikan oleh Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat Inspektur Jenderal Teddy Minahasa.

Teddy memberi tenggat hingga 20 Mei agar semua aktivis NII di daerah itu ikut upacara pencabutan baiat sekaligus pengucapan sumpah setia kepada NKRI.

Dia memperkirakan 1.134 aktivis itu mau mencabut baiat kepada NII karena sudah insyaf atau kemungkinan takut akan ditangkap karena Kapolda Sumbar sudah memberikan peringatan.

Ken menduga masih banyak ativis NII di Sumatra Barat karena gerakan NII di sana sudah berganti nama. Dia mencontohkan ada yang memakai nama Khilafatul Muslimin.

Menurutnya, banyak pula anggota NII jaringan Pesantren Al-Zaytun di Indramayu yang kecewa bergabung dengan jaringan NII dipimpin oleh Tahmid Basuki Rahmat Kartosuwirjo, putra dari pendiri NII Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.

Menurutnya, Gubernur Sumatra Barat Buya Mahyeldi dan Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa sudah menyampaikan akan melakukan pembinaan dan kegiatan lainya terhadap 1.134 aktivis NII tersebut agar mereka tidak kembali ke kelompok teroris.

Ken meminta pemerintah daerah, kepolisian dan pihak berwenang lainnya agar mengedukasi masyarakat untuk menerima kembali kehadiran para mantan aktivis NII tersebut di lingkungan tempat tinggal mereka.

Dia menegaskan pembinaan lanjutan itu sangat penting karena mengubah ideologi seseorang itu tidak mudah. Jangan sampai mereka hanya secara lisan mencabut baiat, tapi hatinya masih mendukung NII.

Selain Sumatra Barat, Ken juga menyebutkan daerah yang menjadi basis NII antara lain adalah Sumatra Selatan, Lampung, dan Jawa Barat.

Aktivis NII, lanjut Ken, bisa menyatu dan membaur dengan masyarakat sehingga sulit dikenali oleh aparat, bahkan oleh keluarganya sendiri. Dia menambahkan salah satu penyebab gerakan NII bisa berkembang cepat adalah berlimpahnya provokasi di media-media sosial.

“Munculnya kebencian terhadap negara, kepada pemerintah, kepada presiden, kepada aparat karena informasi-informasi dari seolah negara in zalim, negara tidak memberikan kesempatan untuk mereka sehingga ketemu dengan kelompok-kelompok yang sudah punya pemikiran radikal, ini mudah sekali,” ujar Ken.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali