Cerita Pengungsi Afghanistan di Indonesia: Taliban Kejam, Lebih dari Bintang!

Jakarta, Gempita.co – Salah satu pengungsi Afghanistan yang ada di Indonesia menceritakan sepak terjak Taliban yang kini berkuasa lagi. Taliban disebut lebih kejam dari binatang.

Taliban pernah menguasai Afghanistan pada 1996 hingga 2001. Mereka terpaksa angkat kaki setelah pasukan Amerika Serikat berhasil melakukan pengusiran.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sejak itu, warga Afghanistan terutama perempuan, bisa mengenyam pendidikan lagi dan bekerja di luar rumah. Selain itu, tak ada lagi pemaksaan memakai hijab dan pembatasan gerak perempuan.

Perempuan di Taliban diperbolehkan menduduki posisi kunci di berbagai lembaga negara, menjabat sebagai anggota parlemen, menteri, duta besar, bahkan mencalonkan diri sebagai presiden.

Di pertengahan Agustus ini, Taliban kembali menguasai Afghanistan. Banyak warga yang memilih meninggalkan negaranya karena takut peristiwa di 1996 lalu terulang.

Mehr, salah satu pengungsi Afghanistan yang ada di Indonesia, menceritakan kekejaman yang dilakukan Taliban.

“Taliban suka bunuh-bunuh orang tanpa alasan. Dia bunuh orang di atas nama Allah. Mana ada Allah bilang di Al-Quran kamu harus bunuh orang lain,” ujar Mehr, kepad Mata Indonesia News, Kamis 2 September 2021.

“Yang saya tahu Allah bilang, bunuh satu orang artinya kamu bunuh semua manusia di dunia ini. Kalau kamu bantu satu orang, kami bantu semua orang di dunia,” katanya.

Mehr menambahkan, kehadiran Taliban membuat kegiatan perempuan kembali dibatasi. Mereka tak bisa bebas bekerja di luar rumah.

“Perempuan cuma boleh sekolah sampai kelas 7, tidak bisa masuk ke parlemen, tidak bisa jadi presiden, tidak bisa menduduki posisi tinggi di pemerintahan. Perempuan juga harus pakai hijab, pergerakan dibatasi,” ungkapnya.

“Taliban bunuh orang di atas nama Islam, politik, agama. Tapi Islam tidak mengajarkan seperti itu. Mereka lebih buruk dari binatang,” tegas Mehr.

Sumber: Mata Indonesia News

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali