China: Soal Sanksi Rusia, Dewan Keamanan PBB Jangan Menambah Bahan Bakar ke Api

Beijing, Gempita.co – Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China mendorong Rusia dan Ukraina melakukan dialog, Rabu (2/3/2022) waktu setempat.

“China sangat sedih melihat konflik antara Ukraina dan Rusia, dan sangat prihatin dengan kerusakan yang terjadi pada warga sipil,” ujarnya sebagaimana dikutip CNN International.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Kami selalu menganjurkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara dan menyerukan lagi Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan situasi dengan negosiasi,” tambahnya seraya menyebut Ukraina yang mulai menelepon terlebih dahulu.

China sebelumnya menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai “invasi”. Kata ini digunakan Barat untuk menyebut “operasi militer” Putin.

Beijing bahkan memutuskan absen dari voting resolusi PBB terkait serangan Moskow ke wilayah Ukraina ini. Negeri Tirai Bambu menyebut ini masih harus memantau situasi ini sehingga dapat mengambil kesimpulan.

“China memantau dengan cermat situasi terbaru. Kami meminta semua pihak menahan diri untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dikutip dari Reuters.

Berbeda dengan negara-negara Barat dan sekutu yang menjatuhkan sanksi ke Rusia, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, Jumat lalu justru mengecam segala bentuk tindakan sanksi terhadap Rusia. Ia menyebut langkah ini justru menyulitkan rekonsiliasi di wilayah itu.

“Setiap tindakan dari Dewan Keamanan (DK) harus benar-benar kondusif untuk meredakan krisis, daripada menambahkan bahan bakar ke api,” ujarnya yang berusaha mencegah DK PBB melakukan manuver sanksi seperti negara Barat.

China dan Rusia diketahui memiliki sebuah kemitraan strategis. Tak lama sebelum serbuan Rusia ke Ukraina, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dan menyepakati bahwa keduanya akan bersama melawan hegemoni Barat pimpinan Amerika Serikat (AS).

Dalam memulai serbuan ke Ukraina pada Kamis lalu, Putin mengatakan bahwa langkah ini dilakukannya untuk membuat Kyiv lebih netral dan tidak begitu memihak kepada Barat. Selain itu, Putin juga mengklaim bahwa serbuan yang disebutnya sebagai ‘operasi militer’ itu untuk melindungi masyarakat etnis Rusia yang berada di Timur Ukraina.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali