CIA Ingin Memecah Belah Afghanistan, Taliban: AS Faktor Utama Krisis Negara Ini!

Kabul, Gempita.co – Anas Haqqani anggota senior Taliban mengatakan
Dinas Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat berusaha memecah Afghanistan, Kamis (25/11/2021).

“AS bertanggung jawab atas dua dekade perang di negara itu. Menurutnya Amerika Serikat faktor utama krisis di negara ini, ” ujarnya.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Statemen anggota senior Taliban ini didasari padangan bahwa di era pemerintahan sebelumnya, yakni era Presiden Mohammad Ashraf Ghani, sejumlah komandan militer Amerika meyakini bahwa untuk mengakhiri krisis di Afghanistan negara ini harus dibagi berdasarkan geografi setiap etnis dan setiap bagian memiliki pemerintahan sendiri.

Sementara itu, beberapa kalangan mengusulkan pembentukan pemerintah federal di Afghanistan, dengan wilayah etnis berpusat di sekitar pusat pemerintahan di Kabul. Beberapa arus politik di Afghanistan juga menekankan bahwa dengan mengubah sistem politik Afghanistan dari presidensi ke parlemen, masalah negara ini dapat diselesaikan.

Meski demikian, kesepakatan AS dan Taliban yang ditandatangani di era Presiden Donald Trump setelah 18 bulan dialog ketat antara kedua pihak di Doha, Qatar, peluang bagi berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan mulai terbuka dan serta menjadi penghambat bagi terlaksananya rencana serta program lain bagi masa depan politik Afghanistan oleh elit Barat.

Waheed Muzhda, pakar politik Afghanistan yang telah tiada terkait hal ini meyakini, Amerika Serikat ketika gagal menumpas sebuah bangsa di mana pun mereka berada, mulai berusaha memecah belah bangsa tersebut. Berdasarkan pandangan ini, kesepakatan Doha antara AS dan Taliban juga dinilai sebagai upaya Washington untuk memecah belah Afghanistan.

Namun mengingat friksi antara Taliban dan Amerika terkait mekanisme implementasi kesepakatan Doha yang sepertinya kubu Haqqani dengan mengabaikan kesepakatan tersebut mulai merebut Kabul dan dari sudut pandang Amerika, kubu ini berkuasa di Afghanistan secara paksa, telah mendorong Washington meningkatkan represi ekonomi terhadap Taliban dengan memblokir aset Afghanistan sehingga kubu ini kembali ke kesepakatan Doha.

Mengingat perlawanan Amerika Serikat dan Taliban satu sama lain, faksi Haqqani berusaha menekan opini publik Afghanistan untuk bekerja sama dengan Taliban dengan menuduh Amerika Serikat mencoba memecah belah Afghanistan.

Ini karena faksi tersebut sangat menyadari bahwa mereka menargetkan tekanan AS pada Taliban, dan faksi Haqqani, yang beroperasi di bawah naungan dinas intelijen militer Pakistan, masih berusaha untuk melanggar kerja sama dengan AS di Perjanjian Doha serta faksi Mulla Baradar harus lebih mengkonsolidasikan posisinya di dalam Taliban.

Sementara itu, pejabat Taliban lainnya, menyerukan pengakuan terhadap pemerintah kelompok itu di Afghanistan, yang mengharuskan penyelesaian perselisihan di dalam Taliban dan mencoba membentuk pemerintah nasional di negara itu untuk mencegah alasan apa pun dari Amerika Serikat dan agen mata-matanya untuk campur tangan di Afganistan.

Terkait hal ini, Abdul Sattar Doshaki, pakar politik meyakini bahwa selama beberapa dekade lalu, Amerika berusaha mengobarkan friksi antara wilayah Pashton dan wilayah yang mayoritasnya berbahasa Persia Tajik, serta Uzbek, Turkmen dan Hazareh di tengah dan utara Afghanistan, sehingga berubah menjadi kebencian antar-etnis dan mazhab, di mana rencana ini masih terus berlanjut dan rakyat Afghanistan harus waspada terhadap konspirasi ini.

Sumber: parstoday

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali