Jakarta, Gempita.co – Usai digempur badai corona, China akhirnya sedikit demi sedikit bisa mengatasi masalahnya. Negara berpenduduk terbesar di dunia ini berhasil keluar dari jeratan virus yang berasal dari wilayah Wuhan tersebut.
Seiring dengan menurunnya jumlah orang terinfeksi virus corona, di negara Xi Jinping ini ada masalah baru yang muncul, yakni tingkat perceraian yang dari hari kehari menunjukkan peningkatan.
Dikutip dari DailyMail kemarin, pasangan yang menghabiskan terlalu banyak waktu bersama di rumah selama isolasi menjadi alasan perpisahan tersebut. Ini adalah keterangan kantor pendaftaran urusan perceraian di seluruh Negeri Tirai Bambu itu.
“Lebih dari 300 pasangan telah melakukan pendaftaran untuk bercerai sejak 24 Februari,” ujar Lu Shijun, manajer pendaftaran pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan.
Pejabat otoritas disana percaya peningkatan angka perceraian yang tajam ini dipicu banyaknya waktu senggang yang dihabiskan dalam jarak dekat di tengah kewajiban isolasi diri dari virus corona.
“Tingkat perceraian di distrik ini melonjak dibandingkan sebelum wabah corona,” tambah Lu kepada media lokal.
Lu juga mengungkapkan, pasangan muda yang menghabiskan banyak waktu di rumah kerap bertengkar karena sesuatu yang sepela. Kemudian memutuskan secara terburu-buru untuk bercerai. Hal ini sesuatu yang disesalkan oleh Lu.
Ada faktor lain yang memicu perceraian adalah karena aplikasi permohonan cerai yang menumpuk menyusul tutupnya kantor dewan selama hampir satu bulan selama epidemi corona.
Sebelumnya, penelitian di China pada tahun 2018 menyebut pasangan yang hidup bersama sebelum menikah memiliki tingkat perceraian lebih rendah pada tahun pertama dibanding yang tidak melakukannya.
Namun tingkat perceraian yang lebih tinggi muncul setelah seseorang hidup dengan pasangannya selama lima tahun atau lebih. Selanjutnya penelitian lain juga menunjukkan hidup bersama dapat mencegah pasangan dari perceraian