Dedengkot ISIS Digerebek Pasukan Khusus AS di Suriah, Tewas Ledakkan Diri

Gempita.co – Pemimpin Negara Islam di Suriah atau ISIS, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas ledakkan diri dalam sebuah serangan oleh komando Operasi Khusus Amerika Serikat menjelang fajar di Atmeh, sebuah kota dekat perbatasan dengan Turki di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah.

Dilansir The New York Times, petugas penyelamat menambahkan, wanita dan anak-anak termasuk di antara setidaknya 13 orang yang tewas dalam serangan itu.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Presiden Joe Biden, Kamis (3/2/2022) dalam sambutan singkatnya di Gedung Putih mengatakan, pilihan untuk menargetkan pemimpin ISIS, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi, menggunakan Pasukan Khusus dibuat untuk meminimalkan korban sipil, meskipun risikonya lebih besar bagi pasukan Amerika itu sendiri.

Berbicara di Ruang Roosevelt di Gedung Putih, Biden menggambarkan sejarah pemimpin ISIS. Biden menyebut, pemimpin ISIS telah memerintahkan serangkaian kekejaman, termasuk terhadap orang-orang Yazidi. “Berkat keberanian pasukan kami, pemimpin teroris yang mengerikan ini tidak ada lagi,” tegasnya.

Dia mengatakan operasi itu merupakan peringatan bagi kelompok teroris.

“Operasi ini merupakan bukti jangkauan dan kemampuan Amerika untuk mengatasi ancaman teroris di mana pun mereka mencoba bersembunyi di mana pun di dunia ini,” katanya.

Biden mengatakan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi meninggal karena dia meledakkan bom bunuh diri yang membunuhnya serta anggota keluarganya sendiri.

Sebelum pidatonya di Gedung Putih, Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Semua orang Amerika telah kembali dengan selamat dari operasi.”

Serangan dengan helikopter yang dilakukan oleh sekitar dua lusin pasukan komando Amerika, yang didukung oleh helikopter tempur, drone Reaper bersenjata, dan jet serang, mirip dengan serangan pada Oktober 2019 pemimpin ISIS lainnya, Abu Bakr al-Baghdadi yang juga meledakkan rompi bunuh diri saat pasukan AS menyerbu tempat persembunyian tidak jauh dari tempat operasi hari Kamis berlangsung.

Serangan udara itu terjadi beberapa hari setelah berakhirnya keterlibatan terbesar AS dalam pertempuran dengan ISIS sejak berakhirnya kekhalifahan jihadis tiga tahun lalu.

Pasukan Amerika mendukung milisi pimpinan Kurdi di timur laut Suriah saat mereka bertempur selama lebih dari seminggu untuk mengusir pejuang ISIS dari penjara yang mereka tempati di kota Hasaka.

Sedikit yang diketahui tentang  Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi  yang menggantikan al-Baghdadi, atau struktur komando tertinggi ISIS. Namun para analis mengatakan kematian pemimpin Negara Islam itu merupakan pukulan yang signifikan bagi kelompok teroris itu.

Helikopter Amerika mengangkut pasukan komando ke posisinya setelah tengah malam, mengelilingi sebuah rumah di Atmeh, sebuah kota dekat perbatasan dengan Turki di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak, menurut saksi mata, laporan media sosial dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah pemantau konflik yang berbasis di Inggris.

Kebuntuan yang menegangkan sempat terjadi sebentar, dengan pengeras suara membunyikan peringatan dalam bahasa Arab agar semua orang di rumah itu menyerah, kata tetangga. Kemudian sebuah ledakan mengguncang gedung. Setelah itu, beberapa penghuni rumah tidak muncul dan pertempuran besar pun meletus, dengan tembakan senapan mesin berat dan serangan rudal.

Diduga ledakan dari dalam bangunan itu berasal dari  pemimpin ISIS, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi yang meledakkan diri. Selain menewaskan dirinya, istri dan anak-anak yang total ada 13 juga meninggal dunia di kota dekat perbatasan dengan Turki di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah itu. (*)

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali