Gempita.co-Dinas Kesehatan Kota Tangerang menemukan 25 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) positif terpapar Covid-19 menyusul berlangsungnya Pembelajaran Tatap Muka sejak 13 September 2021.
Selain pelajar, Dinas juga menemukan seorang guru dan seorang pegawai Tata Usaha yang positif Corona saat sekolah tatap muka diberlakukan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan mereka masih karantina mandiri dan kondisi kesehatan tidak terlalu mengkhawatirkan.
“Warga sekolah yang terpapar tidak mengalami gejala dan mereka masih menjalani karantina mandiri,”kata Dini, Jumat, 1 Oktober 2021.
Dinas Kesehatan telah menggelar tes swab acak massal di 18 sekolah dengan 873 sampel, mulai dari siswa, guru, hingga petugas sekolah, pada 27-28 September 2021. Hasilnya ditemukan 27 warga sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Di antaranya, 25 pelajar, satu guru dan satu pegawai tata usaha dari 15 sekolah.
“Hasil swab tidak membahayakan, semua yang terpapar tercatat sudah mendapat vaksinasi.” Mereka yang terekam medis dalam kondisi tanpa gejala dan gejala ringan dengan CT value yang tinggi. “Potensi penularannya cukup rendah,” kata Dini.
Tindak lanjut atau penanganan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang adalah pendampingan isolasi mandiri terhadap 27 warga sekolah mulai dari cek kesehatan hingga obat-obatan. Selain itu, melakukan penulusuran kontak erat 1:15 ke lingkungan keluarga, sekolah dan sosialnya.
Dinas Kesehatan juga sudah menjalin kerjasama untuk segera menggelar penyemprotan desinfektan ke 15 sekolah yang kedapatan kasus positif covid-19. Dinkes dan Dinas Pendidikan juga sudah rapat evaluasi ke seluruh sekolah tatap muka mengenai penerapan protokol kesehatan yang harus diperketat.
Pencarian kasus di sekolah tatap muka masih akan terus berlangsung di puluhan sekolah lainnya. “Ini menjadi langkah dukungan Dinas Kesehatan terhadap sekolah tatap muka di era pandemi Covid-19.”
Dinas Kesehatan akan terus mencari kasus supaya tidak terjadi klaster sekolah tatap muka. “Segera cari, segera tangani, dan segera putus rantai penyebarannya,” ujar Dini.