Gempita.co-Baru-baru ini, muncul kabar terjadi klaster COVID-19 pada sekolah saat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Salah satu wilayah yang muncul klaster COVID-19 sekolah adalah di DKI Jakarta yang disebut ada 25 klaster.
Munculnya 25 klaster COVID-19 sekolah saat menjalankan PTM terbatas itu lantas mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Terbaru, Kasubag Humas Disdik DKI Jakarta, Taga Radja Gah, meluruskan bahwa isu 25 klaster COVID-19 di sekolah.
Taga mengatakan bahwa memang ada klaster COVID-19 di sekolah, saat pelaksanaan PTM terbatas. Namun hanya ada satu yakni di SDN 03 Klender.
Taga mengungkapkan bahwa di SDN 03 Klender itu ditemukan ada seorang siswa yang positif COVID-19 lalu menulari satu orang siswa lainnya. “Kalau klaster itu hanya ada satu yang di SD Klender, itu pun sudah di-tracing lagi hanya (satu tertular) tidak ada lagi yang lain.” terang Taga kepada wartawan, Kamis (23/9).
Lebih lanjut, Taga menerangkan bahwa Disdik DKI Jakarta mengadakan evaluasi PTM terbatas pada 22 September. Berdasarkan hasil evaluasi itu, ada 7 sekolah yang kegiatan PTM terbatasnya terpaksa dihentikan sementara.
Taga menerangkan secara rinci alasan 7 sekolah yang PTM-nya dihentikan sementara adalah karena 5 sekolah di antaranya melaporkan satu kasus COVID-19. Kemudian satu sekolah melaporkan 2 kasus COVID-19, dan sat sekolah lainnya melanggar protokol kesehatan (prokes).
Taga lantas menerangkan bahwa 6 sekolah tersebut telah kembali melaksanakan PTM terbatas karena suda dilakukan tracing, dan tidak ada penularab. Sementara untuk 1 sekolah lainnya belum kembali diizinkan lantaran terdapat penularan kepada satu orang lainnya.
Adapun sekolah yang tercatat memiliki kasus COVID-19 selama PTM terbatas berlangsung adalah SMK 66 Jakarta, SDN Pondok Ranggon 02, SMP PGRI 20, SMA Negeri 25, SMA Negeri 20, dan SDN Klender 03. Dengan ditemukannya kasus COVID-19 si lingkungan sekolah, maka Disdik Jakarta langsung menutup sekolah selama tiga hari.
Taga lantas menjelaskan bahwa isu adanya kasus COVID-19 saat PTM di DKI Jakarta itu bukan dengan sengaja ditutupi. Melainkan untuk menjaga kondisi psikologi masyarakat agar tidak menjadi narasi negatif. Kini, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes).