Dorong Ekspor Produk UMKM, Kemenkop UKM Latih Pengrajin Anyaman 

Foto: Istimewa

Kendal, Gempita.co – Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) tidak pernah lelah dan menyerah memajukan UMKM Indonesia. Upaya diwujudkan dengan pelatihan kerajinan anyaman oleh Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop UKM untuk mendorong ekspor produk UMKM, yang berlangsung  di Kendal, Jawa Tengah, Rabu (30/9).

“Peluang ekspor untuk kerajinan anyaman Indonesia terbuka ke Australia, Jepang, Jerman, Swedia, Belgia, Spanyol, Swiss, Belanda, Yunani, Thailand, Dubai, India, Amerika Serikat, Canada dan Afrika Selatan. Namun rata-rata baru sekitar 25 persen permintaan ekspor dapat terpenuhi, bahkan khusus permintaan buyer dari Australia dan Jepang belum dapat terpenuhi karena kurangnya SDM anyaman yang berkualitas,” kata Deputi Bidang Pengembangan SDM KemenkopUKM Arif Rahman Hakim, saat membuka pelatihan kewirausahaan dengan tema ‘UMKM eksis dan mampu beradaptasi pada masa pandemi dan new normal covid-19’.

Bacaan Lainnya

Dalam pelatihan ini Deputi Bidang Pengembangan SDM menggandeng PT Inizio sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman melakukan ekspor furniture dan kerajinan anyaman. Kedua pihak saling bersinergi dalam meningkatkan keterampilan UMKM kerajinan anyaman, agar dapat bermitra dan dilakukan pendampingan dalam mengakses pasar ekspor.

Arif juga menekankan, agar Pemerintah Daerah dan UMKM tidak menyerah kepada keadaan, karena segala upaya pasti akan membuka jalan untuk kemajuan UMKM Indonesia. Ia mendorong agar Pemerintah Daerah dapat memaksimalkan DAK Nonfisik PK2UKM untuk potensi ekspor produk UMKM.

Tahun 2020 ada 34 propinsi dan 253 kab/kota penerima DAK Nonfisik PK2UKM, namun yang Kemenkop ketahui ada 3 propinsi yang memanfaatkan untuk mengembangkan SDM KUMKM berorientasi ekspor yakni Jawa Tengah, Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

Untuk Jawa Tengah berupa produk kerajinan anyaman dengan peluang ekspor ke Eropa, Asia, Amerika, Afrika Selatan, Australia dan Jepang. Kepulauan Bangka Belitung berupa produk lidi nipah dengan peluang ekspor ke Nepal, India, pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Jepang serta produk Buah Nanas Kaleng dengan peluang ekspor ke Rusia dan Negara Eropa Timur.

Sedang Kalimantan Barat berupa hewan ternak kambing dan domba dengan peluang ekspor Kuching Malaysia 1.000 ekor perbulan. Kemudian lada hitam dan lada putih dengan peluang ekspor seluruh dunia, permintaan terbesar ke Jerman, Perancis dan Singapura.

“Kami berharap setelah pelatihan ini selesai dapat dilanjutkan dengan pelatihan tingkat lanjutan oleh DinaskopUKM Provinsi Jateng melalui DAK Nonfisik PK2UKM untuk selanjutnya dilakukan pendampingan, sehingga kerajinan anyaman UMKM Indonesia dapat menembus pasar dunia,” ujar Arif.

Di tempat yang sama Kadiskop UKM Jawa Tengah Ema Rahmawati mengungkapkan, di Jateng masih kekurangan produk anyaman untuk furniture. PT Inizio adalah perusahaan furniture dengan bahan baku rotan dan rotan sintetis yang dianyam dalam berbagai bentuk kemudian produknya diekspor ke berbagai negara. Setiap bulan ekspor 30 kontainer dari permintaan ekspor 50 hingga 60 kontainer.

“Inizio baru mampu memenuhi 30 kontainer karena tidak ada yang menganyam, ini kesempatan belajar karena sudah ada yang mau menerima produknya, teman-teman bisa menjadi pekerja Inizio atau membuat sendiri yang sesuai standar Inizio nanti produknya dibeli Inizio,” jelas Ema.

Ema menambahkan, setelah pelatihan ini peserta tak perlu lagi bertanya-tanya lagi karena produknya sudah jelas ada yang mau membeli atau ada yang mempekerjakan. “Kami berharap teman-teman serius mengikuti pelatihan ini sehingga bisa menghasilkan produk dengan standard ekspor,” imbuhnya.

Sementara itu Ceo PT Inizio, Hartono menjelaskan, pihaknya saat ini memang masih mengalami keterbatasan SDM anyam, padahal permintaan ekspor sangat banyak. “Kita memang terbentur masalah SDM anyam, sehingga kami membuka anyaman di beberapa tempat untuk menunjang kebutuhan anyam,” ungkapnya.

Sebelumnya Sesdep bidang Pengembangan SDM Talkah Badrus juga berharap pelatihan selama 3 hari ini berjalan efektif dan ada pelatihan lanjutan yang dilakukan oleh Dinas Propinsi, Kabupaten/Kota dengan menggunakan dana DAK.

Pos terkait