Dubes Rusia dan Ukraina Kunjungi Ketum PBNU, Ini Pesan Gus Yahya

Jakarta, Gempita.co – Ketua Umum PBNU menegaskan komitmen NU untuk mendukung perdamaian dunia dan membantu mendorong terwujudnya gencatan senjata di Ukraina.

Duta Besar Rusia untuk Republik Indonesia Ludmila Vorobieva berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Bacaan Lainnya

Gus Yahya bersama Dubes Ludmila bersepakat bahwa perang antara Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan dengan cara yang damai dan tanpa kekerasan.

“Kami berdua sepakat bahwa penyelesaian damai harus diperjuangkan dan kekerasan harus dihentikan sesegera mungkin,” tegas Gus Yahya melalui rilis resmi PBNU Selasa (8/3).

Gus Yahya mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) akan selalu siap dalam membantu mencari solusi terhadap konflik-konflik yang ada demi terwujudnya perdamaian dunia.

Ia mengungkapkan, sudah menjadi tugas NU untuk mewujudkan perdamaian dunia dan ketertiban internasional. Sebab, NU ini sangat peduli dengan terwujudnya ketertiban internasional demi menjamin stabilitas keamanan.

Selanjutnya, Gus Yahya mengutarakan bahwa pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan Dubes Rusia untuk Indonesia. Ia juga berharap agar kedamaian bisa diraih lagi secara utuh bagi semua umat manusia, terlebih bagi dua negara Rusia dan Ukraina yang sedang konflik saat ini.

“Mari berdoa untuk semua orang, untuk Rusia, untuk Ukraina, agar perdamaian segera bisa dinikmati kembali dalam kerangka yang lebih adil untuk semua pihak,” harap Gus Yahya.

Sementara itu, Dubes Ludmila menyampaikan banyak terima kasih terhadap PBNU atas respons dan sikap yang telah diberikan. Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia.

“Kami mengapresiasi kepada Nahdlatul Ulama yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia,” kata Ludmila.

Selain itu, Dubes Ludmila juga menyampaikan terima kasih kepada Gus Yahya karena sudah meluangkan waktu untuk berdiskusi banyak hal, baik terkait isu-isu global, komunitas muslim di Rusia, dan lain sebagainya.

Sebelumnya, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf yang terekam dalam video yang diunggah di akun YouTube resmi PBNU, TVNU, pada Senin (7/3).

“Saya berharap NU dan seluruh umat Muslim di Indonesia untuk bersuara, memberikan doa, mungkin membantu entah dengan cara apa untuk mengakhiri perang ini, dan untuk mengurangi penderitaan rakyat Ukraina, termasuk hampir dua juta saudara Muslim di Ukraina,” ujar Hamianin.

Ia juga berkata, “Ada perang terhadap satu bangsa, yang dimulai oleh Rusia, dan saya yakin komunitas dunia harus melakukan apa pun, yang mungkin dan yang mustahil, untuk menghentikan perang.”

Di akhir pernyataannya, Hamianin menyatakan bahwa Ukraina siap berunding dengan Rusia demi menghentikan pertumpahan darah yang sudah berlangsung selama nyaris dua pekan.

“Kami siap berdialog. Satu-satunya syarat kami adalah menghentikan tembakan, menghentikan perang, berhenti membunuh orang-orang,” katanya.

Sementara upaya diplomasi belum berhasil, Hamianin juga tengah mengupayakan bantuan kemanusiaan bagi warga Ukraina yang menderita di tengah baku tembak.

Menyambut Hamianin, Gus Yahya menyatakan bahwa saat ini, rakyat Ukraina memang sangat membutuhkan bantuan. Ia menganggap dunia harus memberikan uluran tangan karena masalah ini tak hanya berdampak pada dua negara.

“Bukan hanya soal dua negara, tapi ancaman bagi seluruh masyarakat internasional karena ini akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi keutuhan tatanan internasional yang ada sekarang,” ucap Gus Yahya.

“Saya menyerukan agar kekerasan dihentikan sesegera mungkin, sekarang juga. Apa pun yang menjadi masalah, kita tahu masalahnya kompleks, tapi kita adalah umat manusia dengan akal budi. Kita pasti bisa saling berbicara satu sama lain untuk menemukan jalan keluarnya,” tegas ketua Umum PBNU.

Sumber: parstoday

Pos terkait