Jakarta, Gempita.co-Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan Jakarta menjadi provinsi potensial untuk menjalankan program vaksinasi Covid-19.
Sebabnya, menurut dia, angka reproduksi virus corona di Jakarta tercatat di bawah dua.
“DKI salah satu yang potensial untuk menjadi wilayah pertama karena angka reproduksi yang sudah di bawah dua,” kata dia saat dihubungi, Senin, 7 Desember 2020.
Pemerintah DKI Jakarta mencatat nilai reproduksi efektif atau Rt berada di skor 1,05 per 5 Desember 2020. Angka itu turun dari skor pekan sebelumnya yang mencapai 1,06 per 21 November 2020. Nilai Rt merupakan indikator tingkat penularan virus di masyarakat.
Dicky menjelaskan, angka reproduksi virus harus rendah agar terbentuk herd immunity setelah penyuntikan vaksin. Dia mengacu pada riset C.P. Farrington dari Departemen Statistik The Open University, Milton Keynes, Inggris.
“Itu riset yang juga menjelaskan bahwa vaksinnasi memerlukan kombinasi dengan angka reproduksi yang rendah dan cakupan vaksinasi yang tinggi,” jelas dia.
Selain itu, dia mengingatkan, cakupan vaksinasi juga harus mendukung. Maksudnya, persentase jumlah penduduk yang mau divaksinasi setidaknya lebih dari 80 persen. “Karena ini akan memperbesar juga peluang dari strategi herd immunity,” ujar dia.
Dia mengutarakan, cakupan warga Jakarta yang mau divaksinasi masih tergolong rendah. Dicky mengacu pada data Danareksa Research Institute (DRI) yang memperlihatkan kurang dari 50 persen warga Jakarta dan Jawa Barat bersedia divaksin Covid-19.
“Jadi perlu waktu setidaknya sebulan lagi untuk membangun kampanye besar,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal Cina tiba di Indonesia pada Minggu malam, 6 Desember 2020. Saat ini, uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac masih berlangsung di Bandung oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Jokowi mengatakan pemerintah masih akan mengupayakan untuk mendatangkan 1,8 juta dosis vaksin jadi lainnya pada Januari 2021. Di samping vaksin jadi, pemerintah juga berencana mendatangkan vaksin dalam bentuk bahan baku curah sebanyak 15 juta dosis pada bulan ini dan 30 juta dosis di 2021.