Erick Thohir Hidupkan Kembali Badan Tim Nasional, Terakhir Kali Aktif di Era Djohar Arifin

Gempita.co-Ketua Umum PSSI Erick Thohir bakal menghidupkan lagi Badan Tim Nasional (BTN) yang mati suri sejak PSSI dibekukan FIFA pada 2015.

BTN terakhir kali ada pada era kepemimpinan Djohar Arifin Husin. Begitu La Nyalla Mattalitti terpilih pada 2015, PSSI dibekukan pemerintah yang berujung sanksi pembekuan keanggotaan dari FIFA.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Saat PSSI diakui kembali sebagai anggota FIFA pada 2016, BTN tak dibentuk lagi. Pada era Iriawan PSSI sempat punya satuan tugas (satgas) Tim Nasional tetapi kinerjanya tak terlihat.

“Kami juga memastikan pembentukan Badan Tim Nasional yang mana kita harus memastikan kita punya agenda besar mau main di Piala Dunia 2030,” kata Erick dalam jumpa pers setelah berlangsungnya Rapat Komite Eksekutif PSSI di GBK Arena, Sabtu (18/2).

Nantinya BTN akan membuat rencana jangka panjang federasi terkait Timnas Indonesia. Erick berkaca dari sejumlah negara yang membuat rancangan besar jangka panjang.

“Kalau negara lain seperti India sudah punya blueprint 2023-2047. Kita juga tidak boleh ketinggalan. Karena itu salah satunya BTN punya blueprint jangka panjang,” ucapnya.

Pengumuman pembentukan BTN tepat di hari perayaan Isra Miraj 2023, bagi Erick adalah pertanda positif. Ini merupakan momentum sepak bola nasional hijrah ke kondisi yang jauh lebih baik.

“Insyallah niat baik ini semua, hari ini hari yang baik Isra Miraj. Artinya apa? Ini sepak bola mau migrasi ke arah yang baik,” kata lelaki yang menjabat Menteri BUMN ini.

Selain itu, rapat Exco PSSI juga memutuskan membentuk dua komite ad hoc, yakni terkait suporter dan infrastruktur.

Exco PSSI menilai dua persoalan penting sepak bola nasional ini adalah suporter dan infrastruktur. Mengacu Statuta PSSI 2019, komite ad hoc dapat dibentuk oleh Exco PSSI.

“Sesuai dengan statuta FIFA dan juga PSSI kita mempunyai empat belas komite. Tetapi boleh membuat komite ad hoc. Nah, inilah kenapa hari ini keputusannya ada komite ad hoc,” kata Erick.

Komite ad hoc suporter dianggap penting karena salah satu persoalan sepak bola nasional adalah suporter. Sebagai contoh terkini, terjadi kericuhan antara suporter PSIS dan polisi di Semarang.

“Karena isu dari transformasi sepak bola harus melibatkan juga suporter. Dan surat FIFA yang dikirimkan tentu kita semua waktu itu, salah satunya pun ada bicara suporter,” katanya.

“Kami juga mengetuk hati para suporter kalau transformasi sepak bola kita mau bagus, mereka pun harus menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk perbaikan sepak bola indonesia,” ucap Erick.

Yang kedua, Exco PSSI memutuskan membentuk Komite Ad Hoc Infrastruktur. Komite ini secara khusus akan mempersiapkan pembangunan training center untuk Timnas Indonesia.

“Kedua, hari ini kita memutuskan Komite Ad Hoc Infrastruktur. Karena kenapa? Penting sekali membangun yang namanya training center buat timnas,” kata Menteri BUMN ini.

“Insyaallah minggu depan kita akan mengirimkan tim untuk mulai melihat tanahnya. Dan ini juga bagian komitmen kita membangun training center bersama,” ucapnya menjelaskan.

Untuk pembiayaan, Erick akan mencari sponsor yang siap membantu PSSI. Selain itu ada dana dari FIFA yang bisa digunakan, utamanya dari dari FIFA Goal Project jika diajukan federasi.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali