Gempit.co – Sebanyak 175 perusahaan perjudian lepas pantai China, distop pemerintah Filipina serta mendeportasi 40.000 pekerjanya.
Sektor judi berbasis game online gelap ini muncul di Filipina pada 2016 dan tumbuh subur, karena operator memanfaatkan undang-undang permainan liberal negara itu untuk menargetkan pelanggan di China, tempat perjudian dilarang.
Pada puncaknya, operator perjudian lepas pantai Filipina (POGO), mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja China, tetapi pandemi dan pajak yang lebih tinggi telah memaksa banyak orang untuk beroperasi di tempat lain.
“Penutupan juga dipicu oleh laporan pembunuhan, penculikan dan kejahatan lain yang dilakukan oleh warga negara China terhadap sesama warga negara China,” kata juru bicara kementerian kehakiman Jose Dominic Clavano, seperti dilaporkan Reuters, 26 September 2022.
POGO yang ditutup memiliki izin kedaluwarsa atau dicabut, serta melakukan pelanggaran seperti tidak membayar biaya pemerintah, kata Clavano, yang menambahkan deportasi pekerja China akan dimulai bulan depan.
Kedutaan China di Manila dalam sebuah pernyataan mengatakan Beijing mendukung deportasi dan tindakan keras terhadap kejahatan terkait POGO, menambahkan pemerintah “dengan tegas menentang dan mengambil tindakan keras untuk memerangi perjudian”.
Regulator Filipina, yang baru-baru ini mengatakan ada 30 perusahaan POGO berlisensi versus 60 sebelum pandemi, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Konsultan real estate Leechiu Property memperkirakan bahwa penutupan industri POGO akan menyebabkan ruang kantor kosong seluas 1,05 juta meter persegi (259 hektar) – sepertiga dari ukuran Central Park New York – dan kehilangan 8,9 miliar peso (Rp2,29 triliun) uang sewa tahunan.
Sektor judi lepas pantai ini mempekerjakan 201.000 orang China dan 111.000 orang Filipina, dengan perputaran uang sampai 190 miliar peso (Rp49 triliun)setiap tahun.
Sumber: ATN