Garap Proyek PLTU, Bintan Alumina Indonesia Butuhkan Tenaga Ahli China

Jumlah tenaga ahli asal China yang akan bekerja sekitar 500 orang, sementara jika sudah beroperasi perusahaan BAI merekrut 20.000 pekerja lokal/foto: dok.Disnanaker Bintan

Bintan, Gempita.co – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, menyatakan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang mengelola Kawasan Ekonomi Khusus di Galang Batang membutuhkan tenaga kerja ahli dari China.

Kepala Disnaker Bintan Indra Hidayat, di Bintan, Minggu (5/7/2020) mengatakan, jumlah tenaga ahli asal China yang akan bekerja sekitar 500 orang.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Tenaga ahli dari China tersebut diperlukan untuk pengerjaan proyek Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahun 2021, seperti yang disetujui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ketika berkunjung ke Bintan.

“Jika tidak ada tenaga ahli, pekerjaan PT BAI menjadi macet. Kalau pengerjaannya macet, tidak bisa dioperasikan, ”kata Indra.

Indra menganjurkan pihak perusahaan jangan mempekerjakan tenaga ahli dari China jika tidak dibutuhkan, karena biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Namun hal itu harus dilakukan pihak perusahaan karena hal yang bersifat teknis membutuhkan keahlian khusus dalam pembangunan PLTU dan smelter agar dapat teratasi. Tenaga ahli asal China ini pun tidak bekerja lama di BAI.

Sementara perusahaan dengan status investasi modal asing ini semakin banyak mempekerjakan tenaga kerja lokal yang berkualitas jika sudah produksi.

“PT BAI ini seperti ayam yang bertelur emas untuk Bintan. Investasinya sangat besar, dan tenaga kerja yang dibutuhkan sangat besar,” ujar Indra.

Pemkab Bintan dan BAI sudah menandatangai nota kesepahaman untuk mengutamakan tenaga kerja lokal di perusahaan itu.

Nota kesepahaman tersebut berlaku selama lima tahun, dan seterusnya dapat diperpanjang kembali. “Tahun ini ada sekitar 700 orang tenaga kerja lokal yang terserap,” tuturnya.

Direktur Utama PT BAI Santoni mengatakan, tenaga kerja asal China yang dipekerjakan di perusahaannya memiliki keahlian, bukan pekerja biasa.

Katanya, perusahaan tempat tenaga kerja asal China itu bekerja wajib menyelesaikan proyek di lokasi PT BAI.

“Tanpa tenaga ahli dari China itu, kami tidak yakin target menyelesaikan pabrik smelter dan PLTU dapat selesai tahun ini,” katanya.

Santoni juga menjelaskan, tenaga kerja asal China ini hanya bekerja sekitar 3-4 bulan, kemudian kembali ke negaranya. Saat PT BAI sudah beroperasi, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 20 ribu orang.

“Saat ini perusahaan sudah melakukan kegiatan produksi, kami akan menambah pekerja hingga 20 ribu orang,” ujar Santoni.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali