Jakarta, Gempita.co-Emas turun tipis pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan tiga hari beruntun, ketika dolar yang lebih lemah dan kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi bersaing dengan optimisme tentang perlombaan untuk memberikan vaksin.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, terpangkas 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.885,10 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (16/11/2020), emas berjangka naik 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.887,80 dolar AS per.
Emas berjangka melonjak 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat lalu (13/11/2020), setelah terangkat 11,7 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 1.873,30 dolar AS pada Kamis (12/11/2020), dan merosot 14,8 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.861,6 dolar AS pada Rabu (11/11/2020).
“Ada kurangnya keyakinan tentang lintasan aliran safe haven, kita semua memiliki optimisme vaksin ini, tetapi kami juga melihat AS dan Eropa masih berjuang dengan pandemi,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
“Tren jangka panjang masih mendukung emas untuk reli, tapi kami melihat beberapa investor meninggalkan spekulasi bullish mereka. Berita vaksin bagi banyak orang telah membuat memegang emas dalam jangka panjang kurang menarik.”
Emas sempat jatuh sebanyak 1,3 persen pada Senin (16/11/2020) setelah Moderna mengatakan vaksinnya 94,5 persen efektif dalam mencegah COVID-19 dalam uji coba tahap akhir, menjadi pembuat obat AS kedua setelah Pfizer yang melaporkan hasil yang melebihi harapan.
Sementara itu, penjualan ritel AS naik lebih rendah dari yang diperkirakan pada Oktober dan dapat melambat lebih jauh di tengah meningkatnya infeksi dan pembatasan baru.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,3 persen pada Oktober, lebih rendah dari yang diharapkan.
Analis pasar mengaitkan pertumbuhan tersebut sebagian dengan Amazon Prime Day, dan mewaspadai pelemahan lebih lanjut ke depan karena kasus COVID-19 mulai melonjak.
Namun penurunan emas lebih lanjut telah dibatasi oleh dolar AS yang melemah 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.
“Emas terjebak dalam sebuah kisaran. Emas terbatas pada sisi atas, 1.900 dolar AS adalah level kunci resistensi, dan 1.850 dolar AS adalah dukungan utama,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Emas akan tetap didukung ketika “semua orang percaya bahwa inflasi tahun depan akan memanas dan Federal Reserve AS tidak akan melakukan apa-apa,” tambahnya.
Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik lebih dari 24 persen tahun ini, terutama diuntungkan dari stimulus global besar-besaran.
Logam mulia lainya, perak untuk pengiriman Desember turun 15,1 sen atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 24,651 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 9,6 dolar AS atau 1,04 persen menjadi menetap di 937,1 dolar AS per ounce.