Jakarta, Gempita.co – Kopi Gucialit diambil dari nama desa di Lumajang Jawa Timur, penjualan secara daring telah merambah ke manca negara.
“Permintaan dari pelanggan di luar negeri, seperti Jepang, China, dan Rusia,” kata salah satu petani kopi Rifki Zulkarnain, di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Rabu.
Selain di luar negeri, ujar dia, produk Kopi Gucialit telah dipasarkan di sejumlah daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik, Jember, Banyuwangi, Pasuruan, dan Probolinggo, serta beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
“Alhamdullilah ketika memasuki musim panen kopi sudah mulai masuk adaptasi kebiasaan baru, sehingga tidak ada lagi work form home (WFH) yang menghambat petani kopi ataupun tengkulak kopi bekerja,” katanya pula.
Pada musim panen di tengah adaptasi kebiasaan baru saat pandemi COVID-19 seperti saat ini, tidak menyurutkan semangat petani muda yang ada di Desa Gucialit untuk bekerja di kebun kopi.
“Memang petani kopi sendiri secara langsung tidak begitu terhambat bekerja pada saat pandemi, tetapi yang terkena imbas secara langsung adalah para tengkulak kopi yang harus menerapkan anjuran pemerintah, untuk tidak keluar rumah dan melakukan physical distancing,” katanya.
Selain terjun langsung untuk memanen kopi, Rifki juga melakukan roasting dan penjualan produk secara daring untuk bersaing dengan berbagai produk kopi dari berbagai daerah.
“Hasil roasting yang saya proses menjadi produk Kopi Gucialit yang siap dipasarkan melalui platform media sosial seperti instagram, facebook dan twitter, agar juga dapat bersaing di pasar daring nasional,” ujarnya lagi.
“Sebagai petani muda yang melihat potensi kopi lokal di Desa Gucialit, saya menginginkan agar kopi lokal Gucialit tidak hanya dikenal di Kabupaten Lumajang saja, tetapi juga dibeberapa kota, khususnya para pencinta kopi,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.