Indonesia Panggil Dubes Prancis, Kecam Pernyataan Emmanuel Macron

Penambahan kasus infeksi virus Covid-19 yang menginfeksi WNI di luar negeri rata-rata terjadi di Timur Tengah/kemenlu.go.id

Jakarta, Gempita.co – Secara resmi pemerintah Indonesia mengutuk pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai telah menyudutkan Islam.

“Indonesia mengecam pernyataan tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi seperti dilansir dari laman Anadolu Agency pada Rabu.

Bacaan Lainnya

Kementerian Luar Negeri juga telah memanggil Duta Besar Prancis Olivier Chambard untuk menyampaikan sikap Indonesia terkait pernyataan Macron.

“Dalam pertemuan tersebut, Kemenlu menyampaikan kecaman terhadap Presiden Prancis yang menghina agama Islam,” ujar Teuku Faizasyah, juru bicara Menteri Luar Negeri.

Sementara itu, Nadhlatul Ulama, ormas Islam terbesar Indonesia, menyayangkan pernyataan tendensius Macron soal Islam.

Sekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menilai pernyataan tersebut menggelorakan ketakutan terhadap agama Islam.

“Sangat menyayangkan pernyataan dan sikap Presiden Emmanual Macron yang menyatakan bahwa Islam merupakan agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia,” kata Helmy dalam keterangannya.

Helmy menyebut pernyataan Macron bisa menggelorakan Islamophobia atau ketakutan kepada agama Islam.

“Pernyataan ini sangat tendensius, menggelorakan Islamophobia dan memiliki dampak besar terhadap perdamaian dunia,” ucap Helmy.

Macron memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim dengan menuduh Muslim Prancis melakukan “separatisme”, dan menggambarkan Islam sebagai “agama yang sedang dalam krisis”.

Kejadian ini bertepatan dengan pembunuhan seorang guru bahasa Prancis yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

Macron memberikan penghormatan kepada guru itu, dan mengatakan Prancis “tidak akan melepaskan kartun kontroversial itu.”

Beberapa negara Arab, dan juga Turki, Iran, serta Pakistan mengecam sikap Macron terhadap Muslim dan Islam, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan presiden Prancis itu membutuhkan “rehabilitasi mental”.

Pos terkait