GEMPITA.CO-Diduga Terjebak di Cerukan 40 Meter Laut Bali, KRI Nanggala 402 Bisa Dievakuasi kurang dari 8 Jam dari Sekarang, sejak pukul Jumat (23/4/2021) pukul 20.00 WIB hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WIB diri hari.
Sebab terhitung sisa waktu hanya lebih kurang 8 jam dari 72 jam oksigen yang tersedia di dalam kapal selam yang dijuluki Monster Bawah Laut tersebut.
Informasi terakhir, kapal selam KRI Nanggala-402 terdeteksi sejak Jumat (23/4/2021) sekitar pukul 16.25 WIB, di Utara Bali dalam cerukan 40 meter tempat tumpahan minyak yang diduga dari tangki kapal selam andalan Indonesia tersebut.
Yakni, lokasi KRI Nanggala terdeteksi sekitar di salah satu lokasi di Utara Pulau Bali.
“Jadi kalau ditarik garis garis jaraknya dari cerukan bawah itu, kurang lebih sekitar 40 kilometer. Artinya di sekitar derah tersebut,” Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal TNI Achmad Riad, kemarin.
Sebab, ada tumpahan minyak kemudian ada juga daya magnet yang besar.”Itu sudah mulai terdeteksi di daerah tersebut,” jelasnya.
Seperti diketahui, Utara Pulau Bali memang dikenal berarus kuat dan terdapat cerukan bahwa laut yang cukup dalam.
Jika benar, maka kapal selam KRI Nanggala terjebak di sana, seperti disebutkan oleh Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Bali, I Ketut Sudiarta jika kapal selam KRI Nanggala semakin ke utara Bali, maka arus di sana relatif kuat, karena mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus Laut Kepulauan Indonesia.
Sebab, massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar kemudian mengalir ke Samudera Pasifik melalui Selat Lombok sebagian dari arus digerakkan ke barat dan ke timur.
Maka utara Bali Lombok itu memang dikenal dengan arus yang kuat sampai ke Cerukan Bawah karena pengaruh arus global.
Sementara itu, terkait dengan kondisi ini, maka Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal TNI Achmad Riad menjelaskan, pasca ditemukan titik KRI Nanggala-402, maka pencarian difokus di kawasan Utara Laut Bali tersebut.
Total berdasarkan informasi teraakhir ada 21 KRI, termasuk KRI Alugoro yang terlibat dalam pencarian itu. Bantuan dari sejumlah lembaga seperti Polri juga sudah dikerahkan.
Kemudian dari kepolisian ROV juga sudah dikerahkan semua, termasuk dari KRI Rigel.
Selain itu, Lima personel Angkatan Bersenjata Singapura sudah on board di KRI Dr. Soeharso maupun tim asal Amerika Serikat (AS) sudah berada di lokasi dan turut memberikan bantuan pencarian.”Timnya sudah datang tadi untuk berkoordinasi,” kata Riad.
Kondisi Bawah Laut Bali
Sebagai Pulau Vulkanik dengan gugus perairan, Laut Bali memang dianggap tempat paling favorit bagi kapal selam seperti KRI Nanggala-402 untuk melakukan latihan dan penyelaman.
Kondisi dan medan bawah Laut Bali yang unik dan rumit, memang menjadi tantangan. Namun asyik untuk latihan tempur termasuk menembakkan terpedo.
Bahkan, Laut Bali sangat digemari oleh kapal selam modern untuk latihan bahkan tempat bersembunyi sehingga tak diketahui pihak musuh termasuk angkatan perang Indonesia.
Itulah mengapa, angkatan perang Amerika Serikat, maupun Eropa, sebab terkait dengan kondisi bawah laut Bali yang curam, dengan arus deras yang kerap berubah-ubah sesuai dengan fenomena iklim bawah Laut Bali.
Tidak diketahui alasan mengapa Amerika dan Eropa mempelajari arus bahwa Laut Bali, tetapi dikatakan oleh Ahli Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali Prof Dr I Wayan Arthana bahwa dulu sebelum era moderan saat ini, kapal selam canggih sangat menyukai Laut Bali.
“Dari dulu ada isu kondisi cocok untuk kapal asing sembunyi di kedalaman sangat dalam mencapai 2-3 kilometer, karena teknologi dulu belum bisa mendeteksi kapal sedalam itu,” ujar Arthana.
Sebab, menurut dia, kondisi perairan Utara Laut Bali hingga mendekati Selat Lombok memiliki kondisi bawah laut dengan arus kuat, karena alur Laut Bali merupakan aliran air dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia sehingga arusnya sangat deras.
“Hal ini juga banyak dipalajri dunia, baik Amerika maupun Eropa terkait dengan fenomena iklim yang ada,” ujarnya.
Diungkapkan Prof Dr I Wayan Arthana bahwa, kondisi perairan Laut Bali dan Jawa sangat berbeda. Bali lebih rumit dan curam, apalagi di Laut Jawa banyak suplai lumpur yang membuat laut Jawa menjadi landai, sementara Laut Bali nyaris tak berubah dan cenderung berubah, karena memiliki beberapa palung.
Diduga Terserat Arus Arlindo
Sementara itu, Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Bali, I Ketut Sudiarta mengatakan, perauran utara Bali memiliki kondisi laut yang dalam, curam dan arus yang relatif kuat dan memang sudah ditetapkan menjadi tempat latihan perang khusus kapal selam seperti KRI Nanggala.
Apalagi Laut Bali smapai Flores lautnya dalam atau disebut cekungan Bali Flores.
Jadi sangat baik untuk tempat latihan perang, termasuk kapal selam, bagian Paling Bali Flores itu menyambung, sehingga perairannya sangat curam dan dalamnya berbeda dengan laut Jawa. Kedalamannya bisa mencapai 700-3.000 meter,” ujarnya.
Menurutnya, cekungan Laut Bali semakin ke timur semakin dalam. Sebab jika posisinya 95 km utara pulau Bali atau utara Gerokgak kedalaman berkisar 400 hingga 700 meter,” kata Sudiarta.
Menurut Sudiarta, jika kapal selam KRI Nanggala semakin ke utara Bali, maka arus di sana relatif kuat, karena mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus Laut Kepulauan Indonesia.
Ia mengatakan massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar kemudian mengalir ke Samudera Pasifik melalui Selat Lombok sebagian dari arus digerakkan ke barat dan ke timur.
Maka utara Bali Lombok itu memang dikenal dengan arus yang kuat sampai ke Cerukan Bawah.”Itu karena pengaruh arus global,” ungkapnya.
Dikenal Monster Bawah Laut
Kekuatan kapal selam KRI Nanggala 402 tak perlu diragukan. KRI Nanggala 402 telah resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia sejak Oktober 1981.
KRI Nanggala 402 merupakan satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat.
Pengadaan kedua kapal selam itu, tak lepas dari keinginan Indonesia untuk kembali memperkuat kekuatan laut pada 1981.
Kekuatan kapal selam ini juga tak diragukan. Kapal ini mengandalkan mesin diesel elektrik. Kapal tua ini mampu melaju dengan kecepatan lebih kurang 25 knot.
Seusai overhaul, KRI Nanggala-402 telah dilengkapi sonar teknologi terkini. Kapal ini pun dilengkapi persenjataan mutakhir. Di antaranya torpedo dan persenjataan lain.
KRI Nanggala 402 pun dijuluki sebagai monster bawah laut.
Julukan ini bermula saat latihan operasi laut gabungan pada 8 April-2 Mei 2004. KRI Nanggala 402 menunjukkan kemampuannya menembakkan torpedo.
Kala itu, KRI Nanggala-402 berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak dalam latihan.
Perawatan Kapal Perpect
Sementara itu, Laksamana TNI (purn) Frans Wuwung, Mantan Kepala Kamar Mesin (KKM) kapal selam KRI Nanggala-402 mengatakan, KRI Nanggala-402 sangat terawat. Dia kesal dengan pemberitaan yang membuat isu kapal tak terawat dan sudah tua.
Sebagai orang yang tahu betul akan kondisi KRI Nanggala, maka Laksamana TNI (purn) Frans Wuwung menyatakan tuduhan kapal selam KRI Nanggala sudah tua dan sebagainya itu, sangat tidak benar.
“Begini, ada pernyataan yang menyatakan kemungkinan kapal ini sudah tua. Terus pemeliharaannya mungkin kurang. Nah itu yang saya jengkel,” kata mantan KKM KRI Nanggala-402 Laksamana TNI (purn) Frans Wuwung kepada awak media, Jumat (23/4/2021).
Sebab dikatakan Frans bahwa hal yang dilakukan sebelum menyelam dan proses itu dilewati dengan sangat ketat, kapal dan seluruh kru harus dipastikan perfect.
“Siap secara teknis dan kemampuan anak buah siap untuk mengoperasikan kapal itu,” ungkap Frans.
Bahkan, ada tahapan penting yang dilalui yakni, AL ada istilahnya latihan 1 sampai 4. Latihan 1 bagaimana mengecek peralatannya, bagaimana anak buah mengoperasikan peralatannya.
Nah L4 itu yang akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala ini latihan penembakan torpedo itu L4. Nah kalau mau masuk L4, apa lagi sudah berlayar ke sana, itu sudah melewati L1, L2 sampai L3,” papar Frans.
Maka itu, ketika kapal itu siap menyelam, maka dipastikan perawatan di kapal semua perfect dan anak buah siap mengawali peralatannya.