Jakarta, Gempita.co – Penambahan waktu tiga hari Basarnas dalam upaya pencarian terhadap penumpang maupun bagian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, akan dimanfaatkan Tim Disaster Victim Identification (DVI).
“Pertambahan waktu tiga hari ini kami manfaatkan. Kemudian setelah nanti dihentikan Basarnas kami shut down, artinya kami memfokuskan pada pemeriksaan di post mortem dan pemeriksaan di laboratorium DNA forensik,” kata Komandan DVI Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 19 Januari.
“Kami akan menyelesaikan sekian ratus sampel tersebut, kami akan analisa, kami profiling, kami cocokkan dari antemortem data,” imbuhnya.
Dengan begitu, kata dia, semua penumpang yang ada di dalam manifest pesawat nahas tersebut bisa diidentifikasi.
Jika nantinya ada bagian tubuh yang ditemukan di lokasi kejadian namun tidak berhasil diidentifikasi, maka Tim DVI bakal melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Basarnas.
Koordinasi ini, sambung Hery, penting untuk dilakukan sebelum pihaknya membuat keputusan akhir terkait sampel yang tak berhasil diidentifikasi.
“Apabila nanti ditemukan ada yang tidak teridentifikasi, kami akan melakukan rapat koordinasi. Terutama dengan maskapai, Dirjen Perhubungan Darat, dan dari Basarnas,” tegasnya.
“Kami akan merapatkan sebelum membuat keputusan, kami akan menyampaikan fakta yang kami terima, kami dapatkan dari pemeriksaan di Tim DVI,” tambah Hery.
Diketahui, jumlah penumpang yang telah berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI saat ini mencapai 34 orang.
Terbaru pada Senin, 18 Januari kemarin, terdapat lima penumpang yang berhasil diidentifikasi yaitu Fathima Ashalina M (2); Athar Rizky Riawan (8); Didi Gunardi (49) yang merupakan pilot ekstra pramugari Sriwijaya Air SJ-182; Gita Lestari (36); dan Rahmania Ekananda (39). Kelima orang ini berhasil diidentifikasi dengan metode pencocokkan DNA.
Sumber: berbagai sumber