Ini Kendala UMKM Berdasarkan Riset UNDP Oktober 2021

MenkopUKM Teten Masduki: Setidaknya 40 survei memperkirakan separuh UMKM tidak akan mampu survive; pemerintah berusaha membangkitkan UMKM dengan berbagai cara karena di sana ada 60 juta pengusaha UMKM, belum lagi jumlah tenaga kerjanya," kata (Foto: Humas KemenKopUKM)

Jakarta, Gempita.co – UMKM bidang makanan merupakan sektor yang paling cepat pulih dari keterpurukan dampak dari pandemi Covid-19.

Shopee dan World Bank (2020) mencatat bahwa sektor makanan menjadi sektor yang populer sebagai usaha peralihan alternatif UMKM dari sektor lain yang mengalami dampak pandemi lebih keras.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, dalam acara Grand Launching “RichCreme” Whip Crème Powder PT Lautan Natural Krimerindo (LNK), secara daring, Kamis (16/12).

Pasalnya, pandemi Covid-19 yang telah dialami 2 tahun terakhir ini, memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi para pelaku usaha, termasuk UMKM. Berdasarkan hasil riset dari UNDP Oktober 2021, kendala yang dialami UMKM saat pandemi adalah, kekurangan biaya produksi sebesar 35.2%, Penurunan permintaan 30.2%, Regulasi Pemerintah 27.5%, Akses Keuangan 4.9%, dan Bahan baku 2.2%.

“Oleh karena itu, kami menyambut baik launching produk RichCreme ini, bahwa di tengah pandemi Covid-19, PT LNK dapat terus berinovasi menghasilkan produk terbaiknya yang diproses secara modern,” ujar Teten.

Menurut Teten, PT LNK sebagai salah satu perusahaan terdepan penyedia bahan makanan dan minuman, telah membuktikannya dengan kehadiran produk barunya yakni “RichCreme Whip pat Crème”.

“Produk yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan makanan sehat di Indonesia, yang meningkat permintaannya semenjak pandemi Covid-19,” imbuhnya.

Teten pun menaruh harapan kepada PT LNK untuk terus membangun kemitraan strategis dengan pelaku UMKM. “Kemitraan ini sangat penting agar pelaku usaha, khususnya UMKM, bisa masuk dalam rantai produksi
global, meningkatkan peluang UMKM untuk naik kelas, dan meningkatkan kualitas usaha UMKM menjadi lebih kompetitif,” papar Teten.

Sehingga, lanjut Teten, mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. “Tentu prinsip-prinsip kemitraan yang sehat, saling menguntungkan dan berkelanjutan, tetap dikedepankan,” tandas MenKopUKM.

Teten menekankan bahwa untuk bertahan dan memenangkan tantangan di era disrupsi dan pandemi ini tidak lain adalah beradaptasi dan bertransformasi dengan didukung kreativitas, inovasi, digitalisasi dan kolaborasi.

“Transformasi ini bukan hanya dengan keikutsertaan dan adaptasi UMKM kuliner di era digital. Namun juga bagaimana UMKM kuliner dapat memformalisasi usahanya agar lebih legal dan terstandarisasi melalui sertifikasi produknya,” pungkas Teten.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali