Ini Penyebab Pesawat Jetstar dari Australia Putar Balik Setelah Ditolak Mendarat di Ngurah Rai Bali

Gempita.co- Penerbangan Jetstar JQ35 dari Melbourne, Australia, gagal ditolak mendarat di Denpasar, Bali, pada Selasa (27/12). Pesawat pun akhirnya putar balik ke Melbourne.

Pesawat Jetstar tidak disetujui untuk mendarat oleh otoritas Indonesia.

Itu menjadi pukulan lain bagi penumpang liburan Australia yang telah menunggu berjam-jam di Bandara Melbourne karena jadwal penerbangan mereka pada pukul 18.15 pada hari Selasa mengalami delay selama lima jam.

Ada kelegaan ketika pesawat akhirnya lepas landas sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Tetapi sedikit penumpang yang tahu bahwa mereka akan mendarat kembali di bandara yang sama pada Rabu pagi.

Seorang penumpang, yang menggambarkan yang dialaminya sebagai “mimpi buruk liburan”, mengatakan bahwa mereka hampir tiba di Denpasar, namun pilot kemudian mengabarkan bahwa mereka tidak memiliki izin untuk mendarat dan harus kembali ke Melbourne.

Para penumpang kemudian menumpahkan kekesalannya di media sosial setelah terpaksa mengudara selama 12 jam.

Jetstar mengkonfirmasi bahwa terjadi miskomunikasi internal sehingga gagal mendarat di Indonesia.

“Kami (mulanya ingin) menukar layanan Melbourne ke Bali kemarin dengan pesawat Boeing 787 yang lebih besar untuk mengangkut lebih banyak pelanggan selama liburan. Sayangnya, karena miskomunikasi, pertukaran pesawat tidak disetujui oleh regulator lokal di Indonesia. Segera setelah kami mengetahuinya, penerbangan kembali ke Melbourne, dan kami telah memesan ulang penumpang untuk penerbangan hari ini,” katanya.

“Kami tahu ini merupakan pengalaman yang sangat membuat frustrasi pelanggan dan dengan tulus meminta maaf atas apa yang terjadi.”

Juru bicara tersebut mengatakan penumpang yang tidak puas menunggu penerbangan baru ke Bali pada hari Rabu telah diberikan kamar hotel, voucher makan dan akan diberikan voucher perjalanan $ 200.

Jetstar juga berkomitmen untuk menanggung biaya tambahan transportasi bandara.

“Kami telah memulai peninjauan untuk memahami bagaimana miskomunikasi terjadi sehingga kami dapat mencegahnya terjadi lagi,” kata juru bicara tersebut.

Pos terkait