Ini Skenario Terburuk Penanganan Covid-19 di Ibukota

ilustrasi

Gempita.Co- Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Marullah Matali membeberkan rencana menerapkan mikro lockdown sebagai skenario terburuk penananganan Covid-19 di ibu kota.

Hal itu disampaikan Marullah Matali dalam Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 pada 27 Juni 2021 yang diunggah di kanal Youtube Pusdalops BNPB.

Bacaan Lainnya

Jakarta termasuk satu di antara sejumlah daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 saat ini.

Pada Minggu, 27 Juni 2021, Jakarta mencatatkan rekor penambahan jumlah kasus harian tertinggi yakni 9.394 kasus. Total kasus positif Covid-19 di Jakarta per 27 Juni 2021 adalah 21.342 kasus.

Marullah Matali sudah menyiapkan berbagai skenario andai laju penyebaran Covid-19 di Jakarta tak kunjung menurun.

“Pertama menjalankan worst case scenario (skenario terburuk). Pertama adalah kebijakan PPKM dengan ketat pada zona oranye dan merah dengan konsep mikro lockdown,” sebut Marullah Matali.

Marullah Matali menjelaskan, banyak RT atau RW di Jakarta yang jarak rumahnya berhimpitan satu sama lain.

“Makanya mungkin ada beberapa zona merah di RT tertentu, sementara RT lain yang berdekatan dengan zona merah tersebut terpaksa juga kita lakukan pembatasan dengan prokes (protokol kesehatan) yang ketat,” ucapnya.

Dilaporkan Marullah Matali, saat ini ada 10 RT di Jakarta yang masuk ke dalam kategori zona merah.

RT yang masuk ke dalam kategori zona oranye, sementara itu, berjumlah 313 di Jakarta saat ini.

Selain memperketat pembatasan mobilitas masyarakat, Pemprov DKI Jakarta juga akan menambah ruang perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19.

Marullah Matali juga berencana menambah ketersediaan ambulans dari yayasan-yayasa sosial yang ada di Jakarta jika situasinya nanti sudah sangat mendesak.

Pos terkait