Ini Strategi Bio Farma Bagikan Vaksin ke Masyarakat

ilustrasi

 

Jakarta, Gempita.co-Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada sekitar 181 juta masyarakat Indonesia yang harus divaksin.

Bacaan Lainnya

Jika satu orang membutuhkan dua dosis maka vaksin yang harus dipersiapkan mencapai 362 juta dosis.

Diterangkan Direktur Utama PT Bio Farma (persero), Honesti Basyir, memiliki tiga strategi untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia.

Pertama, strategi jangka pendek dengan mengimpor produk jadi vaksin dari sejumlah manufaktur seperti Sinovac, Serum Institute of India, AstraZeneca-SiamBio, Pfizer, dan Covax.

“Kita lakukan impor terhadap produk jadi. Itu yang pertama kali kita lakukan dengan Sinovac dan sudah dapat 3 juta dosis yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan,” katanya dalam webinar, Sabtu (16/1/2021).

“Kita juga menyiapkan dosis cadangan sehingga total jumlah dosis yang dibutuhkan berdasarkan diskusi terakhir dengan Kemenkes lebih kurang 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta rakyat Indonesia,” sambungnya.

Untuk memenuhi kebutuhan vaksin tersebut, Bio Farma mempersiapkan strategi jangka menengah dengan memproduksi bahan baku di dalam negeri. Bio Farma kini baru memiliki bahan baku dari Sinovac. Sebanyak 122,5 juta dosis vaksin akan diproduksi hingga September 2021.

“Kita harus bisa memproduksi vaksin sendiri karena ke depannya bagaimana Bio Farma bersama industri farmasi lainnya mampu memproduksi vaksin itu sendiri. Tentunya sedang dalam proses dengan beberapa lembaga perguruan tinggi seperti yang disampaikan dengan vaksin Merah Putih,” imbuh Honesti.

Dalam jangka panjang bakal memproduksi vaksin Merah Putih yang dikembangkan sejumlah institusi. Bio Farma merupakan satu-satunya yang mendapatkan izin memproduksi vaksin dari BPOM.

“Ada beberapa produsen yang siap memproduksi tetapi mereka belum memiliki izin atau fasilitas produksi. Jangka panjang ini harus kita siapkan tidak hanya dari kapasitas tetapi juga teknologi,” tutupnya.

Pos terkait