Jakarta, Gempita.co – Kapal merupakan jantung bagi nelayan untuk menangkap ikan di laut sehari-harinya. Mesin sebagai bagian inti dari sebuah kapal ikan pun memiliki peran penting yang mendukung kerja nelayan. Sejalan dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus melatih para nelayan di berbagai wilayah untuk merawat mesin kapalnya.
Pada 14-15 Desember 2020, giliran nelayan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang mendapatkan Pelatihan Teknis Perawatan Teknis Mesin Kapal Perikanan. Pelatihan yang diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI Suhardi Duka bekerjasama dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (BPPP) Bitung ini diikuti oleh 100 orang pelaku utama di bidang kelautan dan perikanan setempat.
Di saat yang bersamaan, 100 nelayan di Kabupaten Jayapura, Papua, dan Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, mengikuti Pelatihan Mengoperasikan Mesin Penggerak Utama Kapal. Pelatihan ini diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPRI RI Sulaeman L. Hamzah, bekerjasama dengan BPPP Ambon.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyebut, Mamuju memiliki potensi perikanan yang cukup melimpah. Dengan panjang garis pantai sekitar 275 km dan wilayah perairan yang luas, terdapat berbagai jenis ikan yang dapat dimanfaatkan, baik melalui perikanan tangkap maupun budidaya perikanan pantai. Udang, bandeng, rumput laut, teripang, dan berbagai jenis ikan karang menjadi berbagai komoditas di antaranya.
“Secara keseluruhan, produksi perikanan laut di Mamuju jauh lebih besar dibanding perikanan daratnya yakni sebanyak 2.005 ton hasil produksi perikanan laut dan 1.203,6 ton hasil produksi perikanan darat,” ujar Sjarief.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi tersebut, pelatihan teknis mesin kapal menjadi penting agar para nelayan dapat menjaga kapalnya terus prima. Kecepatan, olah gerak/manuver, ketahanan stabilitas, kemampuan jelajah dan konstruk menjadi beberapa syarat yang harus dipenuhi sebuah kapal ikan. Pasalnya, mesin kapal ikan harus mempunyai kemampuan untuk menempuh jarak jauh dalam kondisi tertentu seperti musim ikan ataupun ombak tinggi.
“Mesin penggerak utama kapal perikanan ini ukurannya harus kecil tetapi mempunyai kekuatan besar dan ketahanan yang tinggi. Mesin ini harus tetap hidup dalam kondisi oleng atau trim,” kata Sjarief.
Untuk itu, pelatihan teknis mesin kapat kali ini diharapkan dapat menyiapkan SDM nelayan yang kompeten untuk meningkatkan produksi hasil perikanan di Kab. Mamuju yang akan turut meningkatkan ekonomi masyarakat.
Mendukung Penuh
Anggota DPR Komisi IV Suhardi Duka menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan pelatihan ini. Ia menjelaskan, terdapat dua jenis kapal yang banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi Barat yaitu pagai dan kapal pancing.
“Kapal yang dalam bahasa lokal disebut ‘pagai’ itu menangkap ikan di rumpon menggunakan jaring. Kapal yang digunakan berukuran sekitar 18-22 GT. Jenis kapal lainnya yaitu kapal yang memancing dengan berbagai jenis (alat tangkap). Kapal ini menggunakan kapal berukuran sekitar 5 GT,” jelasnya.
Beberapa kapal di antaranya menggunakan mesin kapal, sementara kapal lainnya menggunakan mesin mobil. Suhardi mengatakan bahwa jenis apa pun yang digunakan, mesin menjadi komponen inti dari kapal penangkap ikan.
“Oleh karena itu, saya apresiasi apa yang diberikan oleh KKP yang terus mendorong peningkatan produksi dan menjaga keselamatan para nelayan dengan melakukan pelatihan-pelatihan dalam rangka peningkatan SDM,” pungkasnya.
Sejalan dengan itu, Pelatihan Mengoperasikan Mesin Penggerak Utama Kapal yang diselenggarakan di Kab. Jayapura dan Kab. Maluku Tengah pun turut disambut baik oleh para peserta. Di Jayapura, pelatihan diikuti oleh nelayan yang berasal dari Distrik Depapre dan Distrik Demta. Sementara di Maluku Tengah, peserta berasal dari Kec. Salahutu, Kec. Lehitu, dan Kec. Lehitu Barat.
Mesin Komponen Penting
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, mesin merupakan komponen penting dalam kegiatan penangkapan ikan. Mesin harus dipastikan dalam keadaan prima, mulai dari pemberangkatan menuju lokasi penangkapan (fishing ground) sampai nelayan kembali ke daratan.
Namun disayangkan, hingga saat ini masih banyak nelayan yang belum menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk merawat maupun memperbaiki mesin motor tempelnya. Selain itu, biaya penggantian komponen mesin cukup mahal sehingga apabila terjadi kerusakan, umumnya nelayan tidak menggunakan mesin tersebut lagi.
“Untuk itu, kami berharap pelatihan pengoperasian mesin kapal ini meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan agar bisa mengatasi permasalahan mesin kapal ikan yang sering dihadapi, sehingga juga bisa mengurangi biaya perbaikan yang tinggi,” ucap Lilly.
Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L. Hamzah menyambut baik pelatihan yang diselenggarakan oleh KKP ini. Melalui pelatihan ini, ia berharap agar para nelayan di Jayapura dan Maluku Tengah memberi perhatian lebih pada perawatan mesin kapal yang mereka miliki. Dengan begitu, kejadian mati mesin di tengah laut diharapkan dapat diminimalisir dan keselamatan para nelayan meningkat.
Sebagai informasi, selain pelatihan mesin kapal, KKP melalui BPPP Medan juga mengggelar Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Gillnet bagi nelayan Kota Medan, Sumatera Utara pada 14-15 Desember 2020 . Pelatihan yang diikuti oleh 50 orang nelayan setempat ini diharapkan dapat mentransfer keterampilan tentang pengembangan tekonologi alat tangkap termutakhir sehingga mendukung penangkapan ikan sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Sumber: Humas BRSDMKP