Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Reisa Berikan Tiga Tips Vaksinasi di Bulan Puasa, Yuk Simak

Reisa

GEMPITA.CO-Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa membagikan tiga tips yang perlu diperhatikan saat akan menerima vaksin di bulan puasa. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers virtual Senin (12/4/2021) di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

“Pertama, berdoa dengan khusyuk meminta keyakinan lebih dari Allah SWT agar langkah kita ikut vaksinasi diberikan berkah dan faedah bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia,” ujar Reisa.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Kedua Reisa mengatakan waktu terbaik vaksinasi Covid-19 dilakukan saat kondisi badan masih segar, sehingga vaksinasi di pagi hari sangat disarankan. Ia juga mengingatkan agar peserta vaksinasi memastikan dirinya sudah mendaftar secara daring agar mendapat jadwal di pagi hari.

“Selingi masa sesudah sahur dan shalat subuh dengan olahraga ringan atau tadarusan agar kondisi badan seperti tekanan dan suhu tubuh dalam kondisi yang baik. Karena saat ini yang dibolehkan orang dengan tekanan darah di bawah 180/110 dan suhu tubuh di bawah 37,3 derajat Celcius,” terangnya.

Terakhir bagi lansia penderita komorbid disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum menerima vaksin Covid-19. Reisa juga menyarankan agar lansia yang mempunyai komorbid untuk tetap mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter.

“Dokter akan memberi tips khusus tetap mengendalikan penyakit penyerta sehingga dapat lolos screening pemeriksaan kesehatan sebelum divaksinasi,” lanjutnya.

Terkait vaksinasi lansia, ia juga mengatakan dari 21 juta lansia yang berhak menerima vaksin, baru 10% yang menerima vaksin. Untuk meningkatkan angka ini, pemerintah memberi apresiasi berupa prioritas vaksin kepada pemuda yang membawa dua lansia untuk divaksin.

“Maka kebaikan anak muda untuk menjelaskan vaksin. Lakukan 3 amal kebaikan: Pertama, berikan info tepat dan terkini tentang Covid-19 dan vaksin. Kedua, bantu daftarkan ke faskes atau sentra vaksinasi. Ketiga, dampingi mereka, bantu mereka agar nyaman ketika mengikuti proses di kala melakukan vaksinasi,” ucapnya.

Juru Bicara Pemerintah juga memberikan contoh bukti keamanan vaksin untuk lansia sudah ditunjukkan oleh beberapa dari mereka yang telah melaksanakan vaksinasi seperti Ibu Siti Rumande Harahap yang berusia 99 tahun, Kakek Wiyawan Harjamulia yang berusia 104 tahun, serta yang terbaru adalah Prof. Anna Alisyahbana berusia 90 tahun yang telah menerima vaksin di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Dalam Undang-Undang Dasar maupun Deklarasi HAM PBB, kesehatan adalah hak dasar bagi semua manusia, maka hak kesehatan juga milik orang tua. Oleh karena itu, meskipun lebih banyak lansia sudah tidak produktif, mereka tetap harus divaksinasi.

“Meskipun lansia sudah tidak lagi pergi ke kantor atau dinas resmi, tapi masih produktif dalam hal menyumbangkan pemikiran mereka, menyumbangkan saran dan kemampuan mereka untuk memajukan keluarga, lingkungan, perusahaan, bahkan bangsa dan negara,” pungkasnya.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali