Jakarta, Gempita.co-Kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta turun dalam hari berturut-turut pada Senin dan Selasa (19/1/2021). Dalam dua hari belakangan ini kasus wabah mematikan ini tidak sampai di angka 3.000, seperti yang terjadi di sepanjang awal Januari 2020.
Pada Senin kemarin kasus harian Covid-19 di DKI sebanyak 2.361 kasus, lalu pada hari ini jumlahnya mencapai 2.563. Kendati menurun, namun jumlah kasus harian ini masih tergolong tinggi. Di sisi lain ketersedian tempat tidur di 101 rumah sakit rujukan juga hanya tersisa 13 persen saja. Jad masyarakat Ibu Kota diminta tetap taat menerapkan protokol kesehatan.
“Pemprov DKI Jakarta mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan 3M, lantaran kasus positif Covid-19 yang masih terus bertambah,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia kepada wartawan.
Seiring menurunnya kasus harian selama dua pekan ini, jumlah kasus aktif yang sebelumnya melakukan perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri juga ikut menurun. Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat kasus aktif sebanyak 19.215.
“Jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 1.985 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 19.215,” ujar Dwi.
Kabar baik lainnya, positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta juga ikut turun, sepekan belakangan persentase kasus positif di Jakarta bahkan sudah sampai 18 persen dan kini turun menjadi 16,4 persen. Angka ini memang masih jauh dari posisi aman, sebab berdasarkan standar dari organisasi kesehatan dunia (WHO) positivity rate yang aman itu ada di 5 persen ke bawah.
“Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 9,6 persen,” tutur Dwi.
Sejak Maret 2020 sampai sekarang, jumlah masyarakat Jakarta yang sudah terpapar corona sudah mencapai 232.289 orang.
Dari jumlah itu, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 209.238 dengan tingkat kesembuhan 90,1 persen, dan total 3.836 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.
“Sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,9 persen,” tuntas Dwi.