Kabar baik, WHO Sebut RI Jadi Negara Contoh Tangani Pandemi

Foto: ilustrasi/istimewa

Jakarta,Gempita.co-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang patut dijadikan panutan dalam menangani pandemi COVID-19. Selain Indonesia ada Thailand dan Afrika Selatan yang juga dinilai bisa menjadi pembelajaran bagi negara lain untuk menekan kasus corona.

“Dengan melakukan review secara real time dan berbagi pelajaran kepada dunia,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Ketiga negara tersebut (Thailand, Afrika Selatan, Indonesia), telah mencerminkan cetak biru bagaimana negara dapat menekan COVID-19 dan memutus rantai penularan.”

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Hal ini pun mendapat tanggapan dari epidemiolog dalam negeri. Kepala Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan jika Indonesia masih memiliki sejumlah catatan terkait penanganan pandemi. Salah satunya terkait testing. Menurutnya, jumlah testing di Indonesia masih terbatas.

“Jumlah tesnya masih terbatas,” kata Miko dilansir Detik, Sabtu (7/11). “Isolasinya ada yang bagus ada yang nggak, kemudian karantina-nya tidak dilakukan.”

Sama halnya dengan jumlah testing, tingkat pelayanan kesehatan yang dimiliki Indonesia juga masih terbatas. Sehingga tidak menutup kemungkinan case fatality rate di dalam negeri masih tinggi.

“Kemudian pelayanan kesehatannya masih terbatas,” ujar Miko melanjutkan. “Maka kemungkinan case fatality rate (CFR) masih tinggi di Indonesia karena keterbatasan ventilator, dan rumah sakit.”

Salah satu wilayah yang memiliki keterbatasan jumlah rumah sakit untuk menampung pasien corona adalah Depok. “Kaya Depok, RS-nya sangat terbatas,” lanjut Dr Miko.

Dilihat dari data yang ada, Miko menyebut jika kasus di Indonesia memang tak lebih tinggi dari Amerika Serikat maupun India. Namun, tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa jadi memiliki jumlah kasus positif yang sama seperti yang tercatat di kedua negara itu, jika testing semakin masif dilakukan.

“By data, jumlah kasusnya tidak lebih banyak dari India dari Amerika Serikat, penduduk kita banyak, by data,” ungkapnya. “Padahal kalau tesnya banyak ya kita juga akan banyak.”

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali