Jakarta, Gempita.co – Indonesia kembali mendapat kiriman vaksin Covid-19 dari produksi Sinovac, China dalam bentuk bulk atau bahan baku sebanyak 10 juta.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan sejauh ini Indonesia mengamankan sebanyak 104,7 juta vaksin, sebanyak 91,5 di antaranya dalam bentuk bulk.
Vaksin itu terdiri dari 94,5 dosis dari Sinovac, AstraZeneca COVAX Facility sebanyak 8,2 juta dosis dan Sinopharm sebanyak 2 juta dosis.
“Pemerintah berusaha mengamankan kebutuhan vaksin dengan berbagai cara penyediaan,” ujar Oscar dalam siaran pers, Minggu.
Indonesia memerlukan vaksin sebanyak 426,8 juta dosis vaksin dan harus menyuntik setidaknya 181,5 juta orang guna mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus ini.
Menurut Oscar, ketiga vaksin itu telah memperoleh Emergency Use Listing atau EUL dari WHO dan memenuhi persyaratan internasional dalam hal kualitas, keamanan, dan efektivitas untuk digunakan pada masa darurat kesehatan.
Hingga kini setidaknya 22,8 juta orang di Indonesia sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 12,2 juta orang mendapatkan dosis kedua.
Vaksin menurut Oscar merupakan instrumen penting dalam upaya kita dalam melawan gelombang kedua pandemi Covid-19.
Menurut dia vaksinasi di sejumlah negara telah berhasil menekan angka penyebaran Covid-19.
Inggris misalnya mampu menurunkan kasus harian hingga di angka 5.000-an dari sebelumnya, 60 ribu kasus per hari, setelah dosis vaksin yang diberikan mencapai 101,51 persen populasi.
Amerika Serikat mampu menurunkan kasus baru dari sekitar 300 ribu menjadi 12 ribu per hari, setelah dosis vaksin yang diberikan mencapai 91,57 persen populasi.
Hingga Sabtu, Indonesia mengumumkan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 1,9 juta orang.
Jumlah kematian sebanyak 54.291 orang, sementara pasien yang sembuh sebanyak 1,7 juta orang.
Indonesia mengalami lonjakan infeksi Covid-19 pasca-libur Idulfitri dan munculnya varian baru virus yang menjadi perhatian (variant of concern).