Gempita.co – Kementerian Kesehatan hingga Senin (17/10/2022), mendata
155 kasus gagal ginjal akut pada anak ditemukan di Indonesia.
Namun, Kemenkes belum bisa menyimpulkan penyebab gagal ginjal akut itu karena masih dalam investigasi.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan penelitian terhadap kasus-kasus yang ditemukan belum mencapai hasil yang konklusif karena “ada banyak aspek yang harus diperiksa”.
“Kan mesti mengecek riwayat obat yang diminum, kandungannya, dan perlu pemeriksaan lain seperti jenis virus sebagainya,” kata Nadia melalui pesan singkat dikutip dari laman BBC News Indonesia.
Sementara Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyebut telah menerima 189 laporan kasus gagal ginjal akut dari 20 provinsi.
IDAI pada Jumat lalu mengatakan mayoritas anak yang terkena gangguan ginjal akut berusia 1-5 tahun.
Sebanyak 44 pasien anak dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang juga menjadi tempat penelitian penyakit yang masih digambarkan misterius itu.
Ketua Pengurus Pusat IDAI dr. Pimprim Basarah Yanuarso mengatakan jumlah itu bisa berubah-ubah, karena ada beberapa rumah sakit yang tidak melaporkan kasusnya karena dianggap rahasia.
Dari total 152 pasien anak AKI yang dihimpun hingga Jumat lalu, sebanyak 44,1% mengalami gelaja infeksi saluran cerna sebelum dinyatakan AKI.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan bahwa empat sirup obat batuk asal India yang mengandung etilen glikol –dan diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut di Gambia—tidak terdaftar di Indonesia.
BPOM juga telah menetapkan persyaratan bahwa seluruh produk obat sirup untuk anak maupun dewasa tidak diberbolehkan menggunakan dietilen glikol dan etilen glikol.
Merespons situasi ini, Kementerian Kesehatan sebelumnya sudah menerbitkan panduan untuk menangani penyakit yang diidentifikasi sebagai gangguan ginjal akut (acute kidney injury).
Sumber: BBCnews