Kepsek Mengaku Dipalak “Wartawan Abal-abal”, Begini Saran PWI

ilustrasi wartawan abal-abal
ilustrasi

Gempita.co – Beberapa kepala sekolah (Kepsek) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel), mengaku dipalak seseorang yang mengaku-ngaku sebagai jurnalis alias “wartawan abal-abal”.

Dilansir dari Radar Banjarmasin, target oknum jurnalis ini adalah SMAN 1 Jorong, SMAN 1 Kurau, SMAN 1 Tambang Ulang, dan SMAN 1 Batu Ampar.

Bacaan Lainnya

Oknum wartawan ini diduga meminta sejumlah uang lewat pesan WhatsApp. Alasannya untuk membantu biaya berobat orang tua yang sedang sakit.

Kepala SMAN 1 Jorong, Ikhwani Yusuf mengaku dimintai duit sebanyak Rp2 juta.

“Oknum itu sempat menelepon lewat WhatsApp, tetapi belum sempat terjawab, kemudian ada pesan masuk,” ungkapnya kemarin (27/2).

Oknum wartawan ini mengaku bernama Agus. Tentu saja, permintaan bantuan itu diselipi pesan ancaman.

“Jika tidak membantu, artinya mengajak bermusuhan. Dan ia akan mencari-cari kesalahan saya,” imbuh Ikhwani.

Karena belum ada kerugian material, Ikhwani pun merasa belum perlu melapor ke polisi. “Nomornya sudah saya blokir,” tegasnya.

Sama dengan yang dialami Kepsek SMAN 1 Kurau, Muhammad Hifni. “Oknum itu menghubungi saya, mengancam kalau tidak diberi uang akan mencari-cari kesalahan sekolah saya. Oknum itu mengaku bernama Agus dari Media Lentera Indonesia,” bebernya.

Merasa tidak salah dan tidak mengenal Agus, Hifni pun menolak mengirimkan uang yang diminta.

Sementara itu, Kapolsek Kurau Iptu Mujiono mengaku belum menerima laporan kasus tersebut. Begitu pula dengan jawaban Kapolsek Jorong Iptu Andik Ariyanto.

Menanggapi informasi tersebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tanah Laut, Dedet Achmad Junaidi, meminta kepada narasumber untuk lebih berhati-hati.

“Jika ada orang yang mengaku-ngaku wartawan di Tala, bisa segera menghubungi kami (PWI) untuk mengetahui benar atau tidaknya,” pesannya.

Kalau perlu, minta ia menunjukkan kartu UKW (Uji Kompetensi Wartawan) dari Dewan Pers.

Dedet pun menyayangkan adanya oknum yang mengatasnamakan wartawan untuk meminta-minta sejumlah uang.

“Ini mencoreng profesi sebagai wartawan,” sebutnya.

Sumber: radarbanjarmasin

Pos terkait