Jakarta, Gempita.co – Sebagai tindak lanjut dari MoU antara Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki dengan Menteri BUMN Erick Thohir tentang sinergi membantu UKM di sektor ritel, Smesco Indonesia (BLU dari Kemenkop UKM) menjalin kerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk (BUMN) dalam membangun pemasaran produk herbal dan spa UKM.
“Saya berharap sinergi ini dapat dimanfaatkan pelaku UKM di tanah air untuk mendapatkan akses pemasaran yang lebih luas. Sehingga, skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia,” kata Teten, pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembentukan kerja sama dalam pengembangan koperasi dan UKM, antara Smesco Indonesia dengan PT Kimia Farma Tbk, di Jakarta, Rabu (3/3).
Menurut Teten, kerja sama ini sangat penting bagi para UKM karena kualitas produk UKM sudah sangat baik. Hal ini salah satu alasan Kimia Farma bersedia memasarkan produk UKM.
“Momentum ini juga menunjukkan komitmen BUMN dalam mendampingi dan membantu para UKM,” ujar Teten.
Apalagi, saat ini, Kimia Farma sudah memiliki 1.300 gerai apotek di berbagai daerah yang dapat menjadi jalur pemasaran strategis bagi UKM.
“BUMN dapat menjadi lokomotif UKM, menjadi pendamping, agregator, dan offtaker produk-produk UMKM,” imbuh Teten.
Teten meyakini kerja sama ini dapat berbuah manis. Apalagi, produk kesehatan yang di dalamnya terdiri dari produk herbal dan spa saat ini sedang bertumbuh.
“Tren belanja masyarakat terhadap vitamin, suplemen kesehatan, dan obat cenderung meningkat sejalan dengan kesadaran gaya hidup sehat pada masa pandemi Covid-19,” ungkap Teten.
Data konsumsi dalam negeri berdasarkan hasil survei Global Consumer Insights 2020 PricewaterhouseCoopers (PwC) pada Agustus 2020 menyatakan, walaupun pandemi ini menyebabkan pendapatan masyarakat turun, terdapat peningkatan belanja konsumen.
Masing-masing, produk kesehatan (77 persen), bahan makanan (67 persen), hiburan & media (54 persen), pengambilan/pengiriman makanan (47 persen), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun (32 persen).
Bahkan, dengan memiliki tidak kurang dari 30 ribu spesies tumbuhan maupun sumber daya laut, Indonesia berpotensi menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia.
“UKM harus memanfaatkan peluang ini. Kita sediakan akses pasar yang luas agar UKM dapat berdaya saing,” kata MenkopUKM.
Selain dengan Kimia Farma, Kemenkop UKM juga telah bekerja sama
dengan beberapa BUMN dalam pendampingan UMKM, seperti Bank Himbara dalam pembiayaan UMKM, BGR dalam mengembangan warung pangan, PT KAI dalam menyediakan dukungan logistik, PT Pertamina dalam pemberdayaan UKM bidang energi, hingga PT Angkasa Pura dalam pendampingan UMKM.
“Saya mengajak BUMN untuk terus bersinergi bersama pemerintah guna mendorong UMKM dapat bertahan dan bertumbuh menghadapi tantangan ekonomi di masa pandemi. Mari kita tingkatkan konsumsi terhadap produk-produk UKM negeri ini,” jelas Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengakui bahwa kerja sama ini disambut positif para pelaku UKM karena sistem pembayarannya tidak memberatkan.
“Yaitu sistem Beli Putus dengan retur 14 hari. Sistem pembayaran dilakukan 14 hari setelah barang masuk. Begitu juga promosi produk akan dilakukan secara bersama-sama,” tukas Leonard.
Leonard menambahkan, sudah ada 43 UKM yang telah dikurasi dengan total produk sebanyak 174 produk herbal dan spa.
Sementara itu, Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo berharap kerja sama ini dapat mempermudah akses pasar bagi produk UKM serta meningkatkan promosi dan penjualan produk
UKM.
“Kami akan memberikan fasilitas display produk untuk mendukung penjualan produk koperasi dan UKM yang telah memenuhi standar dan selaras dengan industri 4.0,” tandas Verdi.
Verdi menambahkan, sinergi tersebut dijalankan melalui kegiatan penyediaan sarana dan prasarana serta inisiasi dan fasilitasi akses pasar. Termasuk kolaborasi program Pelatihan Peningkatan Mutu Produk seperti branding packaging/kemasan, desain, food safety, dan standarisasi produk Koperasi dan UKM.